Jogja
Kamis, 21 Januari 2016 - 09:55 WIB

KOPI PEGUNUNGAN MENOREH : Dubes Kanada Kunjungi Kebun Kopi Suroloyo

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Duta Besar Kanada untuk Indonesia, H.E. Donald Bobiash mengamati perkebunan kopi Suroloyo di Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kulonprogo, Rabu (20/1/2016). (Dokumentasi humas)

Kopi pegunungan Menoreh mendapatkan perhatian dari duta besar Kanada

Harianjogja.com, KULONPROGO-Duta Besar Kanada untuk Indonesia, H.E. Donald Bobiash melakukan kunjungan ke kebun kopi Suroloyo, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kulonprogo, Rabu (20/1/2016). Dia meninjau program kerja sama terkait upaya pemberdayaan masyarakat Kulonprogo, khususnya petani kopi perempuan.

Advertisement

Donald mengatakan, program kerja sama Kanada-Indonesia dilaksanakan dengan menggandeng Himpunan Serikat Perempuan Indonesia (HAPSARI) sebagai mitra. Proyek tersebut diharapkan memperkuat kemampuan perempuan dalam mengembangkan usaha mandiri.

Donald juga berharap kerja sama antar kedua negara bisa terus berlanjut. “Tujuan dari proyek khusus ini adalah menambah pengetahuan dan daya saing para petani kopi perempuan agar mampu menghasilkan dan memasarkan produk dengan kualitas lebih baik,” kata Donald saat beristirahat di Padepokan Giri Saloka, Gerbosari, seperti yang dirilis Humas Setda Kulonprogo, Rabu (20/1/2016).

Setelah menerima pemaparan mengenai proses budi daya, pengolahan, hingga pemasaran kopi,  Donald beserta rombongan melihat langsung berbagai kegiatan petani kopi Suroloyo. Dia juga sempat berdiskusi dengan beberapa petani kopi yang selama ini dibimbing HAPSARI, lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang mendapat bantuan dana dari Canada Fund Local Initiative (CFLI).

Advertisement

Wakil Bupati Kulonprogo, Sutedjo mengaku senang karena kerja sama Kanada-Indonesia bisa dirasakan manfaatnya hingga pelosok desa. Dia lalu berharap, program itu bisa membantu memajukan usaha budi daya dan pengolahan kopi di Kulonprogo. “Terima kasih telah memberi perhatian dan memfasilitasi kegiatan pemberdayaan perempuan di Kulonprogo,” ucap Sutedjo.

Sementara itu, Ketua HAPSARI, Lely Zailani berpendapat, potensi produk kopi lokal sebenarnya tidak kalah dengan produk luar negeri. Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu ditingkatkan, seperti kualitas produk, daya saing harga, serta memperkuat manajemen bisnis. “Selama ini kegiatan pendampingan yang kami lakukan adalah melaksanakan berbagai pelatihan pengolahan kopi, pengemasan, serta strategi pemasaran,” ujar Lely.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif