SOLOPOS.COM - ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Kota ramah difabel berusaha mengembangkan aneka fasilitas untuk membantu siswa berkebutuhan khusus.

Harianjogja.com, JOGJA– Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Jogja memanfaatkan kunjungan siswa berkebutuhan khusus dari SD Bias untuk melakukan uji coba kelayakan fasilitas Taman Lalu Lintas bagi penyandang disabilitas guna implementasi Jogja sebagai kota inklusi.

Promosi Championship Series, Format Aneh di Liga 1 2023/2024

“Dari kunjungan ini, kami akan mengetahui hal-hal apa saja yang harus ditingkatkan sehingga Taman Lalu Lintas ini bisa diakses oleh siapa saja dengan mudah termasuk penyandang disabilitas,” kata Kepala Bidang Pengandalian Operasi dan Bimbingan Keselamatan Lalu Lintas Dishub Kota Jogja Sugeng Darmanto, Kamis (26/3/2015).

Menurut dia, peningkatan kualitas Taman Lalu Lintas tersebut tidak hanya dilakukan untuk fasilitas fisik semata tetapi juga untuk sumber daya manusia (SDM) yang memberikan edukasi mengenai keselamatan berlalu lintas ke pengunjung yang datang.

Saat ini, Taman Lalu Lintas didukung oleh tiga personel yang bertugas untuk memberikan edukasi kepada pengunjung dan seorang petugas di bidang pemeliharaan.

“Kami akan berusaha memberikan pembekalan agar petugas edukasi pun bisa memahami bagaimana cara yang tepat saat menyampaikan informasi kepada anak berkebutuhan khusus sesuai dengan kondisi anak,” katanya.

Sedangkan untuk pengembangan fisik akan dilakukan dengan penambahan taman di sisi barat dan pendopo di sisi utara Taman Lalu Lintas serta penambahan peraga. Total dana yang dianggarkan dari APBD Kota Jogja untuk pengembangan taman tersebut mencapai sekitar Rp510 juta.

“Perencanaan sudah selesai dan siap dimasukkan ke Unit Layanan Pengadaan pada April dan diharapkan kegiatan fisik sudah bisa dilakukan mulai Juni,” katanya.

Di Taman Lalu Lintas tersebut, pengunjung akan diajarkan mengenai cara-cara yang tepat saat berkendara di jalan raya di antaranya menggunakan jalur yang benar dan selalu mematuhi rambu-rambu lalu lintas.

“Kecelakaan lebih banyak disebabkan oleh unsur kesalahan manusia karena tidak menaati rambu lalu lintas. Harapannya, anak-anak sudah bisa mengerti sejak dini mengenai keselamatan berlalu lintas sehingga bisa mengurangi angka kecelakaan,” katanya.

Sugeng menambahkan, sudah memiliki rencana lain untuk pengembangan Taman Lalu Lintas yaitu pemberian edukasi penggunaan transportasi umum yaitu mengajak anak menggunakan kendaraan umum dengan benar yaitu naik dan turun dari halte bus. Taman Lalu Lintas tersebut kebetulan berada di kompleks Terminal Giwangan.

Sementara itu, Divisi Inklusi Community Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (Sapda) Sutiyono mengatakan, pemberian pelatihan mengenai keselamatan berlalu lintas untuk anak berkebutuhan khusus sangat diperlukan.

“Mereka pun harus tahu dan memahami cara berlalu lintas dengan aman guna mengurangi risiko kecelakaan di jalan raya,” katanya.

Meskipun demikian, ia berharap agar fasilitas di Taman Lalu Lintas tersebut ditingkatkan sehingga lebih menjamin keamanan anak berkebutuhan khusus, misalnya penambahan ram, kondisi jalan yang lebih landai, jalan dilengkapi “guidance block” dan toilet yang bisa diakses oleh anak berkebutuhan khusus.

“Secara umum fasilitas pendidikan keselamatan berlalu lintas sudah cukup baik, namun perlu sarana pendukung agar mudah diakses oleh anak berkebutuhan khusus,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya