SOLOPOS.COM - Ruang tunggu sepeda (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)
Harianjogja.com, BANTUL- Pegiat komunitas sepeda di Bantul Tri Cahyono, 25, mengungkapkan, Bantul memang belum nyaman bagi komunitas pesepeda lantaran minimnya sarana.
Menurut Ucil, hampir setiap bulan terjadi kasus kecelakaan pesepeda di Bantul meski sebagian besar tak menyebabkan korban jiwa. Para pesepeda itu harus berhadapan dengan pengendara motor atau mobil yang selama in menjadi musuh para pesepeda di jalanan. “Tiap bulan itu pasti ada kasus kecelakaan pesepeda,” tuturnya.
Ia pun meminta pemerintah lebih peduli kepada para pengguna sepeda yang tidak ikut berkontribusi menyumbang polusi udara atau pencemaran lingkungan. Dengan menyediakan fasilitas atau sarana yang nyaman serta jalur-jalur alternatif bagi para pesepeda.
Selain itu, perlu dibentuk atau diorganisir dengan baik komunitas sepeda di Bantul yang selama ini lebih banyak bergabung ke Kota Jogja. “Pertama wadah komunitas. Sebenarnya banyak komunitas sepeda itu di desa-desa tapi mereka akhirnya gabung ke Kota. Juga sarana dan fasilitas itu yang penting,” lanjut Ucil.
Bahkan kata dia, para pegiat komunitas sepeda di daerah ini memilih bergabung dengan komunitas sepeda di Kota Jogja.
Seperti yang ia lakukan dengan bergabung di komunitas pesepeda Jogja Onthel Community (JOC). Padahal ia yakin 40%-50% pegiat komunitas sepeda di Kota Jogja berasal dari Bantul. “Lihat saja kalau pas hari libur banyak sekali komunitas sepeda dari Bantul datang ke Kota bahkan dari tempat-tempat jauh seperti Srandakan dan Imogiri,” ungkap Tri Cahyono yang biasa disapa Ucil.
Selain komunitas pesepeda, pengguna sepeda di daerah ini sejatinya cukup banyak. Lihat saja para warga desa yang biasa menggunakan sepeda saat bekerja. Selain itu, hampir sebagian besar pelajar SMP dan SMA di Bantul ke sekolah menggunakan sepeda terutama di daerah-daerah yang jauh dari Kota Bantul.