SOLOPOS.COM - ilustrasi

ilustrasi

JOGJA—Total kredit macet di DIY pada lembaga perbankan triwulan pertama tahun ini mencapai Rp302 miliar lebih. Jumlah itu naik dari triwulan keempat tahun lalu yang hanya Rp271 miliar. Risiko kredit macet atau Non Performing Loan (NPL) juga naik menjadi 2,75%.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

Data Bank Indonesia (BI) DIY triwulan pertama tahun ini menunjukan peningkatan kredit macet secara signifikan. Peningkatan kredit macet seiring dengan pertambahan penyaluran kredit yang mencapai hingga Rp18,48 triliun dari sebelumnya pada triwulan ke empat tahun lalu hanya Rp17,9 triliun.

Adapun risiko kredit macet juga naik dari triwulan ke empat 2012 sebesar 2,41% kini menjadi 2,75% atau mengalami mutasi 0,34% untuk seluruh perbankan baik bank umum maupun Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Risiko kredit paling tinggi banyak terdapat di Sleman hingga 4,14% dan terendah di Gunungkidul sebesar 2,10%.

Peneliti BI DIY Fadhil Nugroho kepada Harian Jogja, Kamis (10/5) menjelaskan, kenaikan risiko kredit tersebut lebih disebabkan karena terjadi pelunasan kredit pada akhir tahun khusus kredit yang lancar sehingga volume kredit menurun. Alhasil kredit yang masih macet perbandinganya menjadi lebih besar.

“Jadi yang kredit bagus yang selama ini lancar banyak mengalami pelunasan di akhir tahun. Pas pelunasan, otomatis yang seret-seret itu rasionya jadi naik,” terangnya.(ali)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya