Jogja
Kamis, 21 Januari 2016 - 19:20 WIB

KREDIT USAHA RAKYAT : Bunga KUR Turun, BPR Percepat Dropping Dana

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang. (JIBI/Solopos/Dok.)

Kredit usaha rakyat yang tahun ini turun bunga dari 12% menjadi 9% membuat BPR waswas

Harianjogja.com, JOGJA-Kebijakan Pemerintah Pusat dalam menurunkan tingkat suku bunga Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari 12% menjadi 9% membuat Bank Perkreditan Rakyat (BPR) was-was.

Advertisement

Pasalnya kebijakan baru yang diterapkan untuk bank umum sebagai penyedia KUR ini bisa berpotensi mengurangi debitur pada BPR.

Direktur Utama (Dirut) BPR Syariah Dana Barokah Sejahtera Edi Sunarto memperkirakan penurunan pembiayaan di BPR akan turun pada awal-awal tahun seiring awal diterapkannya suku bunga 9%. Adapun bank umum yang ditunjuk sebagai penyedia KUR adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Mandiri.

Advertisement

Direktur Utama (Dirut) BPR Syariah Dana Barokah Sejahtera Edi Sunarto memperkirakan penurunan pembiayaan di BPR akan turun pada awal-awal tahun seiring awal diterapkannya suku bunga 9%. Adapun bank umum yang ditunjuk sebagai penyedia KUR adalah Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Mandiri.

“Prediksinya ada penurunan kredit atau pembiayaan meski BPR Syariah seperti kami punya pasar tersendiri. Sekalipun turun, turunnya tidak drastis,” kata Edi, Senin (18/1/2016).

Ia memprediksi penurunan jumlah pembiayaan akan terjadi awal tahun seperti ini. Namun pada titik tertentu akan ada upaya penyeimbang yang dilakukan BPR agar tidak semakin tertinggal. Upayanya dilakukan dengan peningkatan pelayanan dengan percepatan dropping dana kepada debitur.

Advertisement

Selain itu BPR juga diimbau untuk melakukan koreksi atas margin (suku bunga) yang selama ini diberikan pada debitur. Bisa dimungkinkan BPR juga turut menurunkan suku bunga meski persentasenya tidak sama dengan bank umum yang mencapai 9%.

Edi mengatakan, penurunan suku bunga atau margin di lingkungan bank syariah, tidak bisa seutuhnya mengikuti bank umum sampai besaran yang ditentukan Pemerintah Pusat saat ini. Setidaknya BPR hanya akan menurunkan suku bunga pada kisaran 1% hingga 2% saja.

“Saat ini kalau jual beli pakai model margin [suku bunga] masih berkisar antara 12-13%,” ungkapnya.

Advertisement

Besaran suku bunga yang masih berada di atas level bank umum ini bisa menjadi alasan bagi para debitur untuk beralih ke bank umum yang suku bunganya lebih kecil. Hal ini menjadi koreksi bagi BPR agar tidak terjadi kesenjangan yang kentara antara suku bunga KUR bank umum dengan BPR.

“Prosedur akan kita sederhanakan tanpa mengurangi tingkat kehati-hatian. Kecepatan analisa dan dropping dana, ini yang kita seimbangkan,” tuturnya.

Sementara dari BPR non-syariah seperti BPR Danagung Ramulti memilih untuk fokus pada peningkatan persentase tabungan. Direktur Operasional Danagung Ramulti Sudiatmoko yang ditemui di kantornya Selasa (19/1) mengatakan, komposisi antara tabungan dan deposito pada tahun sebelumnya adalah 70:30.

Advertisement

Namun mulai 2016 ini, BPR Danagung Ramulti akan meningkatkan komposisi tabungan menjadi 40 sementara deposito turun menjadi 60. “Nanti pelan-pelan kemungkinan akan kita turunkan suku bunganya,” kata Moko.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif