SOLOPOS.COM - Yuliana, warga Dusun Pereng, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih, Kulonprogo menunjukkan produk emping garut buatannya, Jumat (8/1/2016). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Kuliner Kulonprogo berupa emping garut banyak diproduksi di Dusun Pereng Sendangsari Pengasih

Harianjogja.com, KULONPROGO-Salah satu makanan tradisional yang masih dilestarikan di Kulonprogo adalah emping garut. Produsen emping garut memang tidak sudah tidak banyak. Namun, sekelompok ibu-ibu di Dusun Pereng, Desa Sendangsari, Kecamatan Pengasih masih setia mengolah ubi garut menjadi emping yang bernilai ekonomi.

Promosi Berteman dengan Merapi yang Tak Pernah Berhenti Bergemuruh

Yuliana adalah satu dari 10 orang pembuat emping garut di Pereng. Selain bahan utama ubi garut, dia hanya menambahkan bawang dan garam sebagai bumbu. Dia juga masih menggunakan cara manual untuk mengolah umbi-umbian yang kaya serat itu. Ubi garut direbus bersama bumbu setelah dikupas dan dicuci.

Setelah matang, ubi garut dipotong-potong kotak lalu dipipihkan satu persatu layaknya membuat emping melinjo. Emping garut pun siap digoreng dan dikonsumsi setelah dijemur hingga kering. “Kalau buatnya pakai mesin, seratnya rusak,” kata Yuliana kepada Harian Jogja, baru-baru ini.

Yuliana mengaku mulai membuat emping garut pada 2005. Lima tahun berikutnya, dia dan sejumlah ibu rumah tangga lain di Pereng membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) Melati pada 2010. Emping garut adalah salah satu produk unggulannya.

Sebelumnya, ubi garut hanya diolah menjadi emping atau sayur untuk konsumsi pribadi. Masyarakat setempat belum menyadari jika ubi garut memiliki nilai ekonomi tinggi. Persepsi masyarakat mulai berubah ketika sebuah LSM mengadakan pelatihan di Pereng.

Mereka jadi tahu jika ubi garut memiliki kandungan serat yang tinggi sehingga baik untuk percernaan. Emping garut juga aman dikonsumsi penderit asam urat.

“Saya cukup makan emping garut ketika susah buang air besar. Nanti bisa bikin lancar,” ujar perempuan berusia 39 tahun itu.

Emping garut curah dijual Rp35.000 hingga Rp40.000 per kilogram (kg), sedangkan emping garut dalam kemasan dihargai Rp7.000 dan Rp10.000. Saat ini, emping garut ala Pereng dipasarkan di sekitar Kulonprogo dan DIY.

Meski demikian, pesanan dari luar DIY biasanya berdatangan menjelang Lebaran. Mitra usaha KWT Melati di Sleman bahkan sudah mengirim emping garut ke Prancis.

Suami Yuliana, Kharisman menambahkan, ubi garut adalah tanaman musiman. Masa panennya sekitar Mei hingga Oktober atau saat musim kemarau. Dia mengaku jika stok ubi garut mereka sudah hampir habis. “Supermarket di Jogja banyak yang minta tapi bahan bakunya kurang,” ucap dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya