SOLOPOS.COM - Berbagai produk karya usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) Kulonprogo dijual saat Pasar Rakyat Jelang Lebaran 2016 di kawasan Alun-alun Wates sisi utara, Selasa (28/6/2016). (Rima Sekarani I.N./JIBI/Harian Jogja)

Kuliner Kulonprogo berupa makanan tradisional banyak dijumpai di pasar.

Harianjogja.com, KULONPROGO — Kulonprogo memiliki kuliner unik yang dapat jadi alternatif oleh-oleh pada musim mudik seperti saat ini. Selain murah, berbagai makanan khas Kulonprogo juga masih dengan mudah dijumpai di pasar tradisional. Siap berburu?

Promosi Primata, Permata Indonesia yang Terancam Hilang


Si Angka Delapan Geblek

Makanan khas Kulonprogo, geblek (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)

Makanan khas Kulonprogo, geblek (Rima Sekarani I.N/JIBI/Harian Jogja)

Salah satu kuliner yang identik dengan Kulonprogo adalah geblek. Geblek terbuat dari singkong dan tepung pati dengan bumbu utama bawang putih. Makanan bertekstur kenyal dan alot ini berwarna putih dan berbentuk lingkaran seperti cincin. Bisanya, dua geblek disambung menjadi satu sehingga menyerupai angka delapan. Makanan ini biasanya disajikan bersama tempe besengek, yaitu tempe dari kacang koro yang dimasak dengan santan.

Geblek hampir pasti bisa ditemukan di setiap pasar moderen di Kulonprogo. Banyak pula pedagang yang berjualan di depan rumah atau pinggir jalan. Harganya pun sangat terjangkau, yaitu rata-rata Rp500 per biji. Namun, geblek yang sudah digoreng atau matang tidak disarankan menjadi oleh-oleh. Wisawatan atau pemudik lebih baik memberi geblek dalam kondisi mentah. Harganya pun cenderung lebih murah dan bisa bertahan sekitar 1-2 hari.

Selain itu, warga Kalibawang mulai berinovasi dengan membungkus geblek dalam kemasan plastik kedap udara. Hanya saja, pemasaran produk itu masih terbatas, yaitu melalui online dan bazar-bazar yang sering diselenggarakan pemerintah.

“Ini katanya baru mencoba mengemas khusus untuk oleh-oleh. Ini bisa tahan sampai empat bulan kalau disimpan dalam freezer. Kalaupun tidak, bisa sampai empat hari,” kata Ikhsan, salah satu penjual geblek itu saat membuka stand pada kegiatan pasar rakyat di Alun-alun Wates, Kulonprogo, Selasa (28/6/2016) lalu.

 Stik Growol

Kuliner khas Kulonprogo lain yang bisa dimasukkan dalam daftar belanja oleh-oleh adalah growol. Growol pun terbuat dari singkong. Sebelum digiling dan dikukus, singkong yang telah dikupas harus direndam dalam air selama sekitar tiga hari. Pada zaman dahulu, growol yang rasanya hambar ini sering dijadikan pengganti nasi oleh para petani. Seperti geblek, growol juga gampang dicari di pasar tradisional.

Stik growol ala Kulonprogo (Rima Sekarini I.N./JIBI/Harian Jogja)

Stik growol ala Kulonprogo (Rima Sekarini I.N./JIBI/Harian Jogja)

Namun, tidak semua orang mampu menerima rasa growol. Bentuknya pun kurang menarik untuk dijadikan oleh-oleh. Hal tersebut kemudian mendorong Koperasi HJKP Manunggal di wilayah Karangwuluh, Temon untuk mengkreasikan growol menjadi makanan yang lebih menarik.

“Growol itu kita oleh kembali dan ditambah susu biar lebih enak dan jadi produk baru yang namaya stik growol,” ujar seorang anggota Koperasi HJKP Manunggal, Sri Eka Ningsih.

Sri memaparkan, stik growol memiliki enam varian rasa, yaitu original, barbeque, keju, bawang, pedas, dan stroberi. Harganya hanya Rp10.000 per kemasan. Meski begitu, camilan ini juga belum mudah ditemukan di toko oleh-oleh. Sementara ini, kelompoknya baru menjual di koperasi dan melayani pesanan.

“Rencananya mau dijual di Tomira tapi sekarang masih di koperasi dulu. Koperasinya dekat pinggir jalan, kok,” ungkap Sri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya