Jogja
Sabtu, 11 Maret 2017 - 18:20 WIB

KULINER KULONPROGO : Manisnya Cokelat Bumi Menoreh

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Minuman cokelat botolan ini diolah dengan campuran gula semut khas produksi Kokap, Kulonprogo, Rabu(8/3/2017). (Sekar Langit Nariswari/JIBI/Harian Jogja)

Kuliner Kulonprogo kali ini berupa varian produk gula semut

Harianjogja.com, KULONPROGO — Gula semut kerap dikenal sebagai pemanis alami khas Bumi Menoreh khususnya Kokap, Kulonprogo. Kini varian produk gula semut juga bisa dijumpai berupa cokelat botolan dengan citarasa manis yang unik.

Advertisement

Chocmut, padanan singkat untuk kata cokelat gula semut, dijual dengan harga Rp10.000 per botol. Setiap botol berisi 450 mililiter cokelat cair yang diberi pemanis gula semut. Kemasannnya pun unik dengan grafir pohon kelapa, matahari, dan burung-burung beterbangan. Dinar Astuti, produsen minuman ini mengatakan sudah 2 tahun terakhir memproduksi chocmut dalam bentuk botolan.

“Awalnya karena anak saya suka cokelat jadi dicoba-coba resepnya,”ujarnya pada Harian Jogja, Jumat(10/3/2017). Kemasan botolan mengikuti minuman legen yang sebelumnya memang sudah dijual bebas. Hanya saja, chocmut memang memiliki botol yang lebih menarik karena ditargetkan untuk anak-anak dan remaja. Ia sendiri sebelumnya sudah memproduksi berbagai varian gula semut sejak tahun 2007 silam.

Hanya saja, tidak semua bahan baku chocmut diambil dari Kulonprogo. Untuk cokelat yang digunakan sendiri harus diambil dari daerah lain. Dinar menganggap cokelar produksi lokal belum memenuhi kualitas yang dibutuhkan khususnya dari segi rasa. Karena itu, sementara ini ia masih memakai cokelat asupan dari rekanannya di Jogja.

Advertisement

Saat ini, cokelat botolan miliknya baru sebatas dipasarkan ke Wates, Kulonprogo. Penjualannya juga baru dilakukan di acara-acara atau pameran tertentu yang diikutinya. Namun, adapula sejumlah reseller yang menjual produknya dengan cakupan wilayah lebih jauh. Harga yang dikenakan juga sedikit berbeda, Dinar menganggap itu sebagai cara meningkatkan popularitas produknya.

Meski memiliki toko penjualan online, chocmut sendiri belum disediakan di toko tersebut. Pasalnya, jumlah yang diproduksi juga masih terbatas dan daya tahannya tidak terlalu lama. Chocmut juga lebih nikmat disajikan dingin sehingga dipilih cara penjualan konvensional agar kualitasnya lebih terjaga.

Terpisah, Hendri, salah satu pembeli asal Purworejo yang ditemui dalam acara koperasi di Dharmais, mengatakan tertarik membeli karena keunikannya. “Ada kunyit asam, legen, dan cokelat tapi saya belum pernah mencicipi yang cokelat,”ujar dia. Campuran gula semut menurutnya sangat terasa pada produk botolan tersebut. Dampaknya ialah rasa manisnya yang lebih mengigit dan khas gula semut. Aromanya juga relatif lebih harum dibanding cokelat biasanya. Dibanding minuman serupa, Hendri menilai cokelat produksi rumahan ini lebih kental sehingga terasa nikmat.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif