SOLOPOS.COM - Ilustrasi gudeg jogja, kuliner warisan Raja Mataram Islam. (Freepik)

Solopos.com, JOGJA Jogjakarta tak hanya terkenal sebagai kota pendidikan dan pariwisata , tapi juga surga kuliner, salah satunya gudeg, yang konon kali pertama disantap sejak ratusan tahun lalu.

Gudeg adalah makanan tradisional yang terbuat dari nangka muda (nangka) yang direbus selama beberapa jam dengan gula kelapa serta santan.

Promosi Banjir Kiper Asing Liga 1 Menjepit Potensi Lokal

Salah satu versi sejarah gudeg menyebutkan bahwa makanan ini telah ditemukan dari masa pemerintahan Panembahan Senopati, yang merupakan raja pertama Mataram Islam.

Pada masa itu, Panembahan Senopati bersama dengan tokoh-tokoh, seperti Ki Ageng Panepak dan Ki Ageng Pemanahan, terlibat dalam pembukaan hutan untuk mendirikan istana Yogyakarta.

Di dalam hutan tersebut, mereka menemukan banyak pohon nangka dan kelapa. Pohon-pohon nangka dan kelapa yang tumbuh subur di wilayah ini kemudian menjadi salah satu inspirasi untuk menciptakan hidangan gudeg.

Dilansir dari gudeg.net pada Jum’at (15/12/2023), awal mula terciptanya gudeg adalah sejak adanya penyerbuan pertama ke Batavia tahun 1726-1728 oleh pasukan Sultan Agung.

Para prajurit membawa gudeg sebagai bekal makanan perang. Meski begitu, sejarah ini belum bisa dipastikan kebenarannya.

Dulu, gudeg hanyalah berupa sayur nangka muda yang dibumbui bersama santan. Karena menjadi kuliner fleksibel, masyarakat pun kadang kala menambahkan tempe dan tahu dalam hidangan.

Untuk para darah biru, mereka mencampur dengan telur dan daging ayam. Mulai tahun 1970-an hingga 1980-an, barulah Jogja mulai menggalakkan kawasan gudeg di Jalan Wijilan.

Gudeg dibuat dari daging buah nangka yang masih mentah. Berbeda dengan daging buah nangka matang, yang lembut, kuning cerah, berminyak, dan rasanya sangat manis, nangka mentah memiliki konsistensi padat dan agak kering, bergetah, berwarna keputihan atau krem ringan, dan tidak bisa dimakan mentah.

Setelah kulitnya dikupas, nangka muda dipotong kecil-kecil dan direbus terlebih dahulu dalam air mendidih sampai lunak. Setelah itu, potongan nangka dituangkan dengan santan—sering dicampur dengan air kelapa, dibumbui dengan bumbu tertentu dan direbus lama—biasanya selama 4–6 jam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya