SOLOPOS.COM - Pengelola Kebun Agro Kusumo Wanadri, Heri Subagyo, menunjukkan buah naga yang berada di kebunnya, Rabu (22/1/2014). (JIBI/Harian Jogja/Switzy Sabandar)

Adanya pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo dapat dimaknai sebagai peluang sekaligus tantangan

Harianjogja.com, KULONPROGO-Adanya pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kulonprogo dapat dimaknai sebagai peluang sekaligus tantangan.

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Masyarakat bisa memanfaatkannya untuk mengembangkan berbagai potensi lokal sehingga meningkatkan kesejahteraan rakyat, termasuk di sektor pariwisata.

Hal itu diungkapkan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DIY, Hamam Mustaqim dalam bedah buku bertajuk “Agrowisata sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia” di Balai Desa Hargotirto, Kecamatan Kokap, Kulonprogo, Senin (17/7/2017).

Dia merasa yakin jika pariwisata Kulonprogo akan semakin berkembang pesat setelah bandara baru mulai beroperasi.

Menurut Hamam, pariwisata Kulonprogo sudah menunjukkan perkembangan yang positif dengan banyaknya obyek wisata baru berbasis masyarakat. Dia menyontohkan obyek wisata alam Kalibiru di Desa Hargowilis, Kokap.

Ribuan wisatawan datang ke sana setiap akhir pekan. Kesuksesan Kalibiru kemudian bisa dibilang menginspirasi tumbuhnya beragam obyek wisata alternatif lain di perbukitan menoreh.

Hamam lalu berpendapat, potensi agrowisata di Kulonprogo juga layak menjadi pertimbangan. Kulonprogo dapat mengoptimalkan potensi perkebunan yang ada di wilayah Samigaluh, Girimulyo, dan Kalibawang. Komoditas yang ditawarkan misalnya kopi dan teh.

“Agrowisata tepat dikembangkan di Kulonprogo, misalnya kawasan Suroloyo Samigaluh. Jadi [wisata alam] Kulonprogo bukan hanya di Kalibiru,” kata Hamam.

Acara bedah buku hari itu dibuka oleh Kepala Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah (BPAD) DIY, Budi Wibowo. Selain Hamam, panitia penyelenggara juga menghadirkan I Gusti Bagus Rai Utama yang merupakan penulis buku “Agrowisata sebagai Pariwisata Alternatif Indonesia”. Bedah buku juga semakin asik dengan partisipasi pembicara lain dari Kampung Flori, Sudi Hartono.

Sebelumnya, Budi Wibowo memang mengungkapkan jika BPAD DIY bakal meningkatkan perhatian terhadap pengembangan perpustakaan desa pada tahun 2017.

Tim akan mendatangi 14 desa untuk menyalurkan bantuan sarana-prasarana serta mengadakan kegiatan pelatihan, diskusi, atau bedah buku. Upaya itu diharapkan membuat keberadaan perpustakaan desa dapat dimanfaatkan secara optimal.

Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kulonprogo menambahkan, peningkatan kualitas perpustakaan desa terus dilakukan melalui pendampingan terkait manajemen pengelolaan perpustakaan.

Harminto mengungkapkan, instansinya berupaya memberikan pemahaman kepada masyarakat jika perpustakaan bukan hanya tempat membaca dan meminjam buku. Pengelola perpustakaan juga dapat menyelenggarakan kegiatan lain, termasuk bedah buku.

“Temanya bisa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat. Harapannya setelah itu mereka termotivasi belajar lebih banyak dan mencari bahannya di perpustakaan,” ungkap Harminto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya