SOLOPOS.COM - Bupati Kulonprogo saat melakukan panen raya bawang merah di Desa Srikayangan, Kecamatan Sentolo, Rabu (22/10/2014). (Foto Dokumen Humas)

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pemanfaatan lahan untuk tanaman bawang merah di Desa Srikayangan, Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprogo belum optimal. Persoalan pengairan, sarana infrastruktur, hingga pemasaran menjadi kendala.

Tercatat, baru 100 dari 215 hektare lahan yang ditanami bawang merah. Padahal, dari segi ekonomi tanaman tersebut mampu menghasilkan keuntungan hingga Rp15 miliar dalam kurun waktu dua bulan.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Data yang dihimpun dari Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertanhut) Kulonprogo  potensi bawang merah di wilayah tersebut cukup besar.  Lahan 100 hektare mampu menghasilkan 2.000 ton bawang merah dengan nilai sekitar Rp20 miliar.

Sementara, rata-rata biaya produki per hektare sekitar Rp50 juta atau setara dengan Rp5 miliar untuk 100 hektare lahan.

Kades Srikayangan Aris Puryanto mengatakan pengairan menjadi kendala utama yang dihadapi petani bawang merah.

“Untuk mengairi lahan harus dilakukan dengan memompa air dari sungai yang dialirkan ke saluran irigasi, lalu dipompa lagi ke lahan pertanian,” jelasnya di sela-sela panen raya, Rabu (22/10/2014) sore.

Disebutkannya, saat ini tersedia tiga buah pompa yang bekerja secara bergantian untuk memenuhi kebutuhan air. Dua unit pompa hasil pinjaman dan satu unit pompa milik desa.

Permasalahan buruknya kondisi jalan yang membelah lahan pertanian juga dihadapi petani bawang. “Petani harus menambah biaya operasional karena harus mendatangkan kendaraan khusus yang bisa melewati jalan tersebut, apalagi jika musim hujan,” ungkap Aris.

Ia menuturkan, para petani juga menginginkan standardisasi harga, sehingga bisa menentukan harga yang tepat dan tidak dirugikan. “Petani, imbuhnya, berharap ada pendampingan dari dinas terkait dan bantuan modal.

Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo mengatakan Srikayangan akan menjadi sentra penghasil bawang merah di Kulonprogo. Ia menilai, penanaman bawang merah merupakan kegiatan ideologis sebab para petani berusaha memerangi komoditas impor.

“Ini menunjukkan kemandirian dalam bidang ekonomi,” tegasnya.

Hasto mendukung perluasan lahan untuk meningkatkan jumlah bawang merah yang dihasilkan dari Srikayangan. Pada kesempatan yang sama, Pemkab menyerahkan bantuan dua unit pompa air untuk meringankan beban petani dalam mengelola pertanian.

“Kami berharap luasan penanaman bawang merah bisa bertambah, karena masih ada lebih dari 100 hektare yang belum dimanfaatkan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya