SOLOPOS.COM - Toto tengah menjaring ikan Nila dari kolam miliknya di Dusun Kabunan, Wedomartani, Ngemplak, Sleman, Senin (22/6/2015). (Harian Jogja-Sunartono)

Kulonprogo sendiri sudah mampu mewujudkan swasembada ikan

Harianjogja.com, KULONPROGO– Kabid Perikanan dan Budidaya, Dinas Kelautan dan Perikanan Kulonprogo Leo Handaka menyatakan pasar ikan di Kulonprogo masih terbuka.

Promosi Tragedi Kartini dan Perjuangan Emansipasi Perempuan di Indonesia

Kulonprogo sendiri sudah mampu mewujudkan swasembada ikan. Dari produksi sekitar 13.000 ton pada 2016, ia sebut telah cukup memenuhi kebutuhan masyarakat yang hanya 6.000 ton.

Sisa surplus ikan selanjutnya dijual di sejumlah daerah, misalnya di Jogja, Kebumen dan Jawa Timur. Pihaknya menargetkan pada 2017 dapat mencapai 14.000 ton.

Ia menambahkan, program Bela Beli Kulonprogo, juga diarahkan dalam program dan pemasaran produk perikanan. Banyak produksi ikan dari Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) yang dijual di internal masyarakat Kualonprogo. Khususnya poduksi ikan lele.

Pembina Pokadakan Tirtonadi, Agus Supriyono mengatakan pokdakan Tirtonadi memiliki 12 anggota. Mereka mampu mengembangkan kolam ikan sejak satu tahun belakangan dengan memanfaatkan lahan pekarangan yang kosong.

Dana berasal dari bantuan pemerintah pusat sebesar Rp55 juta pada Desember 2016. Sebelum memutuskan beralih ke budidaya nila terpal, pihaknya pernah mencoba untuk membudidaya nila, namun kesulitan karena permintaan pasar yang begitu spesifik.

Selain itu, harga jual ikan nila juga lebih tinggi dibandingkan dengan ikan lele. Satu kilogramnya dijual di kisaran Rp20.000-Rp25.000. Terlebih selama ini permintaan pasar berkisar sekitar 20 Kilogram.

“Kendala kami, alat yang masih sederhana,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya