Jogja
Kamis, 27 Oktober 2011 - 15:24 WIB

Kuncahya temukan lafadz Allah di kayu glugu

Redaksi Solopos.com  /  Budi Cahyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

KULONPROGO—Warga Dusun Wonotinggal, Desa Poncosari, Kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul dihebohkan dengan penemuan lafadz Allah pada sebatang kayu glugu milik, Kuncahya, 45, warga RT 01 dusun setempat.

Selasa (25/10) lalu, pria yang sehari-harinya bekerja di Satpol PP Kulonprogo tersebut, menemukan lafadz Allah di sebatang kayu glugu (batang pohon kelapa) yang dijemur di samping rumahnya.

Advertisement

Ketika dirinya hendak memotong kayu itu untuk dijadikan kayu bakar, betapa terkejutnya saat dilihatnya lafadz Allah tersebut seperti terukir rapi di salah satu sisi batang kayu berukuran panjang 180 cm tersebut. ”Saya tahunya setelah saya potong menjadi 3 bagian,” ujarnya saat ditemui Kamis (27/10).

Ternyata saat dilihat lebih jeli, lafadz tersebut bukanlah pahatan, melainkan adalah rumah rayap yang bentuknya memang mirip lafadz Allah. ”Awalnya saya memang tidak sadar. Tapi setelah saya cek lagi, ternyata benar bentuknya seperti itu. Itu karena saya teringat kejadian dua tahun lalu,” ujarnya.

Kayu itu merupakan hasil tebangan tiga buah pohon kelapa miliknya pada 26 Juli lalu. Setelah beberapa batang yang kualitasnya bagus dipakai untuk kayu usuk, maka sisanya akan dipakai untuk kayu bakar. ”Yang saya pakai untuk kayu bakar itulah yang saya jemur. Tak saya sangka ada lafadz Allah di batangnya,” ujarnya.

Advertisement

Ia mengakui dua tahun lalu, dirinya juga mengalami hal yang sama. Hanya saja saat itu, lafadz itu terletak pada media tempe. ”Awalnya saya juga tidak menyadari. Tapi setelah saya perhatikan ulang, kok ternyata itu lafadz Allah,” ujarnya.

Kini, kayu yang telah dipotong sepanjang 60 cm tersebut masih disimpannya. Saat ditanya hendak diapakan kayu tersebut, bapak dua anak ini mengaku belum tahu.”Mungkin saya hanya menyimpannya. Siapa tahu, nanti ada orang yang ingin tahu, saya bisa tunjukkan buktinya,” tukasnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Kementrian Agama Kulonprogo Ridwan Priyanto lebih mencoba menanggapinya secara rasional. Saat dihubungi melalui telepon kemarin, dirinya mengatakan kejadian tersebut adalah fenomena alam biasa yang seharusnya memang tak perlu disikapi secara berlebihan. ”Harusnya itu disikapi secara rasional saja. Entah rumah rayap, atau apapun, saya rasa itu adalah hal kebetulan saja,” ujarnya.(Harian Jogja/Arief Junianto)

Advertisement

Advertisement
Kata Kunci :
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif