SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)
Kurikulum 2013 di DIY, jumlah sekolah semakin bertambah
Harianjogja.com, JOGJA-Pada Tahun Pelajaran 2016/2017, sejumlah sekolah akan menerapkan K-13 dengan menggunakan pendanaan pribadi.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta Kadarmanta Baskara Aji mengatakan, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman diketahui telah mengirimkan surat ke Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mereka siap menjalankan K-13 sebanyak 100 persen sekolah. Meskipun pada dasarnya, Kementerian meminta kepada provinsi, apabila ada penambahan sekolah yang menggunakan K-13 sebaiknya dilakukan bertahap, yakni 25 persen per tahun.
“Menteri sudah menjawab kepada saya [Disdikpora DIY], pada dasarnya memperbolehkan, namun [bagi sekolah yang menerapkan K-13] di luar yang sudah menjadi program Kemendikbud, maka menjalankannya secara mandiri, biaya, dan pembinaan sendiri,” ungkap Aji, akhir pekan lalu.
Aji menyebutkan, pada 2015 di DIY, dari total sekitar 400 Sekolah Menengah Atas di DIY, baru 25 persen di antaranya yang sudah menggunakan K-13. Begitu juga dengan Sekolah Menengah Pertama (SMP), baru 25 persen dari total jumlah SMP di DIY.
Sudah dinyatakan oleh pemerintah pusat, imbuhnya, bahwa Kementerian hanya akan bertanggungjawab terhadap pelaksanaan K-13 di 25 persen sekolah saja, sedangkan lebih dari itu, maka menjadi tanggung jawab masing-masing pihak yang mengajukan usulan.
Secara evaluasi, dilihat dari prestasi akademis, ternyata peraih nilai terbaik berasal dari sekolah-sekolah yang sudah menerapkan K-13. Hal itu berarti ada korelasi positif pengembangan keterampilan sikap mental belajar yang ditumbuhkan lewat implementasi K-13, namun pengembangan akademik juga menjadi lebih baik.
“Sepuluh besar sekolah peraih nilai terbaik dalam Ujian Nasional merupakan sekolah yang menerapkan K-13,” tuturnya.