SOLOPOS.COM - Foto Aksi Hari Aids JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

Foto Aksi Hari Aids
JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto

JOGJA—Penemuan kasus HIV/AIDS yang masih didominasi kelompok usai produktif membuat pentingnya pengetahuan tentang penyakit itu sejak dini. Setidaknya Juli 2013 ini, kurikulum HIV/AIDS direncanakan akan mulai diberikan di sekolah.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Ghanis Kristina, Pengelola Program Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) mengungkapkan berdasarkan data dari 2004 hingga akir Desember 2012 kasus HIV di Kota Jogja tercatat 377 kasus, sementara AIDS ada 189 kasus. Jumlah kasus di Kota paling banyak dibanding daerah lain di DIY. Dari kasus ini diketahui memang usia produktif masih paling banyak. Sementara ada juga yang diketahui merupakan ibu rumah tangga.

“Ini salah satu pentingnya pengetahuan HIV/AIDS sejak dini. Selain sosialisasi ke sekolah juga perlu sosialisasi ke ibu-ibu rumah tangga,” ucap dia usai menggelar sarasehan di Balaikota, Jumat (19/4).

Yusuf Kusumo Negoro, Tim Asistensi Komisi Penanggulangan AIDS mengungkapkan kurikulum HIV/AIDSsebenarnya sudah ada sejak 2006 yang lalu. Hanya saja di DIY baru akan diterapkan tahun ini. Sebagai tahap awal, imbuh dia akan ada lima sekolah yang nantinya menjadi pilot projek.

“Sekolah itu masing-masing ada di Kabupaten/Kota yang ada di DIY, untuk namanya kami belum tahu pasti,” ungkap dia.

Yusuf menjelaskan nantinya kurikulum itu akan diintegrasikan dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesenian (Penjaskes). Materi akan diberikan ke siswa kelas sepuluh, sebelas dan dua belas pada semester ganjil.

Sejauh ini KPA dengan Dinas Pendidikan dan Olahraga DIY terus melakukan koordinasi terkait ini. Beberapa pelatihan untuk penyiapan guru dan pengawas pun telah dilakukan. Hanya saja memang kesiapan guru masih menjadi hambatan.

Kabid Pendidikan Menengah Disdikpora DIY, Mulyanti Yunipraptiwi membenarkan perihal tersebut. Namun ia juga belum bisa menyebutkan lima sekolah yang akan menjadi pilot projek.

Saat ini, dijelaskannya untuk bahan ajar memang sudah jadi. Hanya saja karena keterbatasan anggaran pengadaan maka belum dapat diberikan ke sekolah-sekolah. Terkait ini Disdikpora akan memberikan surat edaran ke Disdik masing-masing Kabupaten untuk mengintensifkan kurikulum.

“Nanti akan dimasukkan di pelajaran Penjaskes. Itu diserahkan ke masing-masing guru,” terang dia.

Beberapa peserta sarasehan baik dari dinas pendidikan maupun Keluarga Berencana mengungkapkan untuk memberikan materi HIV-AIDS bagi remaja kadang memang masih ragu-ragu. Sehingga masih dibutuhkan penyuluhan-penyuluhan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya