Kurs rupiah yang masih melemah membuat Presiden Jokowi mencanangkan paket kebijakan ekonomi. Hal ini segera ditindaklanjuti oleh KADIN DIY.
Harianjogja.com, JOGJA—Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DIY segera mendiskusikan paket kebijakan ekonomi yang dicanangkan Presiden Jokowi.
Ketua Umum Kadin DIY GKR Mangkubumi mengatakan, sangat mendukung program dari Pemerintah. Rencananya, diskusi akan digelar Rabu pekan depan dengan pengurus. Hal yang akan dibahas antara lain fokus program di masing-masing bidang.
Kebijakan yang dilontarkan itu akan dibahas secara detail untuk menentukan langkah konkretnya. “Saya lagi akan diskusikan lebih dalam dengan pengurus besok Rabu,” ujar dia, Jumat (11/9/2015).
GKR Mangkubumi mengungkapkan, program tersebut didukung utamanya untuk mendorong perekonomian DIY. Wilayah yang paling disasar yakni perdesaan dan Usaha Kecil Menengah (UKM). Untuk sisi investasi, Kadin DIY akan mendorong adanya konsorsium antara pengusaha yang ada di DIY.
Menurutnya, pembangunan DIY berasal dari masyarakat DIY. Akan menjadi hal yang membanggakan bagi pengusaha di DIY jika bisa bersama-sama membangun DIY. “Tujuannya agar lebih tertata dan berkembang maju,” ujar dia.
Ia mengakui, perlambatan ekonomi juga mempengaruhi kondisi perekonomian DIY terutama kondisi yang menggunakan bahan baku impor. “Sebaliknya, industri yang bergerak di bidang pariwisata dan industri kreatif yang paling kuat [menghadapi perlambatan ekonomi],” ujar dia.
Masih Kuat
Pelaksana Harian Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi UMKM (Disperindagkop UMKM) DIY Kadarmanta Baskoro Aji menjelaskan, menguatnya dolar terhadap rupiah dinilai mempengaruhi produk yang menggunakan bahan baku impor seperti tekstil.
Namun, ia menilai kondisi DIY masih aman. Dari data nilai ekspor sampai Juli 2015, komoditas pakaian jadi tekstil menjadi penyumbang nilai ekspor terbanyak dengan US$29,80 juta. Selama 2014, nilai ekspor untuk pakaian jadi tekstil sebesar US$49,77 juta.
“Artinya, ekspor tekstil DIY masih aman karena permintaan masih tinggi. Hal ini dipengaruhi dengan harga komoditas dari DIY yang sangat bersaing,” ujar dia.