SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Pada abad ke-18, wilayah Desa Hargobinangun Pakem merupakan daerah yang tandus tidak ada air. Kali Kuning yang berhulu di Gunung Merapi masih egois, enggan mengairi lahan perbukitan yang kering.

Hampir tidak ada kehidupan kala itu karena kawasan Kaliurang dan sekitarnya masih hutan belantara.

Promosi Mabes Polri Mengusut Mafia Bola, Serius atau Obor Blarak

Kondisi berbeda bisa ditemui saat ini yang ditandai permukiman penduduk dengan air yang melimpah. Perlu diingat kondisi sekarang tidak terlepas peran dari seorang tokoh masyarakat Kyai Ponggolo.

Konon hasil dari cerita turun temurun masyarakat Hargobinangan, Sang Kyai bersama istrinya telah berhasil membuat terowongan jalur irigasi dari Kali Kuning menembus empat bukit.

Peran Kyai Ponggolo mengairi lahan itu kembali diangkat dalam peringatan hari jadi Desa Hargobinangun ke-65 pada 28 Desember 2011. Nama pembuka saluran irigasi itu dijadikan jalan desa, yakni mulai pertigaan Panti Asih ke arah barat yakni Dusun Gongdanglegi sampai Dusun Mangunan.

Bupati Sleman Sri Purnomo meresmikan jalan itu sekaligus membuka bazar warga setempat.

“Kami jadikan Kyai Ponggolo jadi nama jalan desa karena kami tidak berani bila dijadikan nama jalan Kabupaten atau Provinsi karena harus ada perda,” kata Kepala Desa Hargobinangun, Bejo Wiryanto di sela-sela bazar hari jadi Hargobinangun dan peresmian jalan di halaman SMP N 2 Pakem, Rabu (28/12).

Soal Kyai Ponggolo, Bejo menceritakan, Sang Kyai mempunyai keinginan kuat untuk menumbuhkan permukiman penduduk. Jalur irigasi yang pertama adalah terowongan Landakan yang sekarang yang sekarang bernama Dusun Purwodadi. Setelah ada air yang mengaliri kawasan tandus, daerah tersebut mulai didatangi banyak orang untuk bertempat tinggal.

Terowongan irigasi yang kedua mengaliri daerah yang sekarang Dusun Purworejo. Terowongan ketiga mengaliri daerah yang sekarang bernama Dusun Sidorejo. Usahanya berhasil dimana saluran irigasi yang dibuatnya telah banyak dimanfaatkan manusia. Hingga pada akhirnya hutan belantara di pinggir Kali Boyong menjadi saluran irigasi keempatnya.

“Hutan belantara itu harapannya bisa dihuni manusia, yang sekarang namanya Wonorejo,” imbuh Bejo. Kini terowongan yang dibangun Sang Legenda melahirkan selokan-selokan yang tetap mengalirkan air dari Kali Kuning

Kearifan alam
Bejo menambahkan cerita soal Kyai Ponggolo menerbitkan kesadaran bahwa kondisi lingkungan harus disyukuri sekaligus dijaga agar tetap lestari. Pemerintah desa dan masyarakat pun mulai berpikir mendapatkan air di masa mendatang setelah sumber air terkena erupsi Merapi.

Program penanaman pohon beringin sebagai penyerap air telah dicanangkan sepanjang pinggiran Kali Boyong sepanjang 7.777 meter. Jarak antara satu pohon dengan yang lain satu meter. Harapannya dalam beberapa tahun ke depan bisa berhimpitan hingga membuat tembok yang kuat sebagai pelindung masyarakat sekitar dari aliran lahar Merapi.
Pohon beringin ini juga akan menyimpan air yang juga dimanfaatkan masyarakat kota Jogja.

Bupati Sleman Sri Purnomo dalam sambutannya mengatakan semangat untuk membangun lingkungan dengan menanam beringin boleh saja dilakukan tetapi ia meminta untuk diperhitungkan kembali. Jarak tanam satu meter hanya butuh beberapa tahun saja sudah berhimpitan. Jika dibiarkan begitu dikhawatirkan justru malah mati.

“Semangat besar untuk menanam pohon beringin yang dijadikan tembok pengaman di pinggir kali boleh saja tetapi semangat harus dengan perhitungan,” katanya.

Bupati juga mengapresiasi upaya masyarakat Hargobinangun berpikir jauh tentang manfaat air tidak hanya bagi masyarakat Sleman saja tapi masyarakat Kota Jogja.

Hari jadi desa Hargobinangun ini akan dilanjutkan bazar di kantor desa. Warga menjual berbagai macam olahan makanan, hasil industri lokal. Kegiatan akan berlangsung hingga 31 Desember mendatang. Puncak kegiatan akan digelar pertunjukan wayang kulit.(Wartawan Harian Jogja/Akhirul Anwar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya