Jogja
Senin, 3 November 2014 - 19:40 WIB

Labuhan Pura Pakualaman Digelar di Pantai Glagah

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Salah satu proses melarung gunungan dalam upacara adat Hajat Dalem Labuhan Kadipaten Pura Pakualaman di Pantai Glagah, Senin (3/11//2014). (Holy Kartika N.S/JIBI/Harian Jogja)

Harianjogja.com, KULONPROGO– Ritual adat Hajat Dalem Labuhan Kadipaten Pura Pakualaman kembali digelar di Pantai Glagah, Senin (3/11/2014).

Upacara yang diperingati setiap tanggal 10 Muharram itu dapat menjadi salah satu daya tarik wisata Kulonprogo yang dikemas dalam sebuah paket wisata.

Advertisement

Ritual tersebut diawali dengan iring-iringan kirab gunungan dari para bergada Pura Pakualaman, yakni Bergada Plangkir dan Bergada Lombok Abang, serta bergada rakyat dari warga setempat. Kirab dimulai dari Pesanggrahan Glagah menuju pendapa di Pantai Glagah sejauh tiga kilometer.

Sebanyak empat buah gunungan diarak, diantaranya tiga gunungan berisi hasil bumi dan satu gunungan berupa ageman Sri Paduka Paku Alam IX yang akan dilarung ke laut.

Penghageng Kawedanan Kabudayan lan Pariwisata Kadipaten Pura Pakualaman KPH Indrokusumo mengatakan, labuhan merupakan tradisi yang dilakukan untuk membuang hal-hal negatif. Upacara tersebut dilakukan dalam rangka menyambut tahun baru Islam.

Advertisement

“Gunungan itu terdiri dari berbagai ageman Paku Alam IX yang tidak lagi dikenakan. Tujuan dilarung adalah untuk membuang hal-hal buruk dan membersihkannya,” jelas KPH Indrokusumo di sela upacara adat tersebut.

Gunungan-gunungan tersebut setelah disemayamkan di pendapa, tak lama berselang langsung dibawa ke tepi pantai. Gunungan yang berisi hasil bumi langsung menjadi rebutan warga yang telah sejak pagi menanti di pinggir pantai.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif