SOLOPOS.COM - Seorang petani sedang berada di lahan melon yang terendam banjir, Minggu (3/12/2017). (Harian Jogja/Uli Febriarni)

“Per rit deal Rp15 juta. Seharusnya saya panen, tapi bertepatan saat cuaca buruk datang itu”

Harianjogja.com, KULONPROGO-Petani di Dusun Gupit, Desa Karangsewu mengalami kerugian hingga jutaan rupiah. Hal itu disebabkan lahan pertanian yang ditanami melon dan cabai terendam air diterjang banjir selama beberapa hari belakangan.

Promosi Alarm Bahaya Partai Hijau di Pemilu 2024

Badai siklon cempaka yang baru saja berlalu, menyisakan duka bagi petani yang mengolah ratusan hektar lahan dan sawah di Galur dan Panjatan. Tingginya curah hujan dan air kiriman banjir, membuat tanaman melon yang semestinya sudah memasuki masa panen, justru terendam air hingga setinggi 50 sentimeter. Akibatnya, melon membusuk dan tidak bisa dipanen.

Salah seorang petani melon, Suripto menyatakan, sebelumnya ia sudah bertransaksi dengan pembeli melon. Pembeli tersebut berencana membeli melon dari tiga rit lahan melon, dengan total harga Rp45 juta.

“Per rit deal Rp15 juta. Seharusnya saya panen, tapi bertepatan saat cuaca buruk datang itu,” ungkapnya, Minggu (3/12/2017).

Sementara itu, petani cabai di dusun setempat, Dwi Kusrini mengatakan, tanaman cabai yang baru dipanennya sebanyak dua kali, dipastikan akan membusuk dan tidak lagi berbuah. Padahal, saat ini menurutnya, petani cabai belum mendapat keuntungan dari hasil panen cabai yang mereka tanam.

“Kalau seperti ini kami akan mengganti tanaman dengan tanaman lain seperti padi dan palawija. Supaya tidak rugi, kalau cuaca memburuk seperti sekarang,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya