SOLOPOS.COM - Ilustrasi banjir (Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, JOGJA- Sejumlah titik di Kota Jogja masih berpotensi mengalami genangan saat musim hujan dan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah mendeteksi setidaknya ada 25 lokasi yang perlu diwaspadai.

“Jumlah lokasi yang berpotensi mengalami genangan sudah jauh berkurang dibanding 2003 yang jumlahnya mencapai 130 titik. Namun, potensi itu tetap ada jika hujan turun dengan lebat,” kata Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Kota Jogja, Toto Suroto, Rabu (5/11/2014).

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Menurut dia, lokasi yang berpotensi mengalami genangan saat hujan lebat turun di antaranya di Jalan Ipda Tut Harsono, dan di sekitar Taman Makam Pahlawan Kusumanegara.

Meskipun timbul genangan, namun Toto mengatakan, genangan tersebut tidak akan berlangsung dalam waktu yang lama. “Hanya sekitar 20 hingga 30 menit. Setelah itu, genangan akan hilang dengan sendirinya,” katanya.

Upaya yang dilakukan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah untuk mengurangi genangan saat musim hujan adalah dengan membangun drainase di sejumlah wilayah dan rutin melakukan pelumpuran di saluran air hujan yang ada.

Sejumlah drainase yang baru dibangun di antaranya berada di Jalan Ki Penjawi, Jalan Kusumanegara, sisi barat Jalan Batikan, di wilayah Nitikan, Jalan Soka, dan di Jalan Pakuncen.

“Petugas swakelola dari dinas juga rutin melakukan pelumpuran di saluran drainase. Hingga akhir November ini, masih ada sekitar 1,5 kilometer drainase yang belum dibersihkan,” katanya.

Ia mengatakan, memasang target mengurangi jumlah titik genangan sekitar 10 hingga 15 persen per tahun.

Saat hujan turun untuk pertama kali di Kota Jogja pada Selasa (4/11/2014) malam, Toto mengatakan belum sempat melakukan pengecekan di sejumlah lokasi yang rawan mengalami genangan.

“Biasanya, usai hujan pertama akan banyak sampah yang terbawa di saluran air. Sampah itu bisa menyebabkan genangan di sekitarnya,” katanya.

Toto menambahkan, sudah mulai meminta petugas swakelola Dinas Kimpraswil untuk membersihkan inlet saluran air hujan agar terbebas dari sampah dan sedimen yang menumpuk.

“Tanah di Jogja cenderung berpasir sehingga sedimen cepat terbentuk di saluran air hujan. Pelumpuran harus dilakukan rutin,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya