SOLOPOS.COM - Mendung tebal di atas langit Jogja. (JIBI/Harian Jogja/Desi Suryanto)

Harianjogja.com, JOGJA-Kepolisian dan Pemerintah Kota Jogja masih belum menemukan solusi yang jitu untuk mengatasi kepadatan kendaraan di sejumlah ruas jalan di Kota Jogja. Solusi jalur searah yang sudah diberlakukan ternyata masih menimbulkan masalah.

Masalah itu tentunya kesemrautan kendaraan seperti yang terjadi di Jalan Jenderal Sudirman. Berdasarkan pantauan Harianjogja.com, sejak diberlakukan jalur searah di Jalan C. Simanjuntak dan Jalan Prof. Yohanes, Jalan Jenderal Sudirman menjadi padat kendaraan. Kepadatan itu terlihat di Simpang Empat Galeria sampai Simpang Empat Gramedia, terutama pada pagi dan sore hari.

Promosi Mendamba Ketenangan, Lansia di Indonesia Justru Paling Rentan Tak Bahagia

Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Jogja Komisaris Polisi Sudaryo mengakui hal tersebut. Bahkan dia sudah mengusulkan kepada pemerintah agar di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman dibuat jalur dua arah.

“Kami dari kepolisian sudah usul Jalan Sudirman dua arah,” kata dia, Sabtu (11/10/2014).

Selama ini, Jalan Jenderal Sudirman dari Simpang Galeria sampai Simpang Gramedia memang searah ke barat (arah Tugu). Namun diakui Sudaryo jika jalur tersebut tetap satu arah, kepadatan di Simpang Gramedia kian parah.

“Semua kendaraan tumpahnya di Simpang Gramedia setelah ada jalur searah di C Simajuntak dan Yohanes,” papar Sudaryo.

Kendati demikian, Sudaryo mengaku masih mendiskusikan dengan pemerintah soal rencana dua arah di Jalan Jenderal Sudirman. Menurut dia, jalur searah di Jalan C. Simanjuntak dan Jalan Prof. Yohanes pun sampai saat ini masih dalam tahap evaluasi.

Sebelumnya Wakil Kepala Satuan Lalu Lintas Polresta Jogja AKP Nuning Sukarminingsih mengatakan, upaya mengurai kepadatan arus lalu lintas masih dengan cara manual yaitu menempatkan personel kepolisian di jalur-jalur yang padat kendaraan. Upaya yang dilakukan dengan memberlakukan buka tutup jalan seperti yang rutin dilakukan setiap pagi (jam keberangkatan kerja dan sekolah) di Jalan Atmosukarto pada pukul 06.15 WIB-07.30 WIB.

“Kalau tidak buka tutup kendaraan sulit bergerak,” ucap dia.

Menurut Nuning, jumlah kendaraan di Jogja terus meningkat dari tahun ke tahun seiring dengan peningkatan ekonomi warga Jogja. Terlebih Jogja merupakan kota tujuan pelajar dan wisatawan dari berbagai daerah. Sementara, jalur-jalur yang tersedia belum mampu menampung kendaraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya