SOLOPOS.COM - Warga mengikuti prosesi Upacara Adat Bekti Pertiwi Pisungsung Jaladri, di Pantai Parangtritis, Bantul, Selasa (7/6/2022). (Antara/Andreas Fitri Atmoko)

Solopos.com, JOGJA — Durasi atau lama tinggal wisatawan di Daerah Istimewa Yogyakarta masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Hal ini karena lama tinggal wisatawan di Yogyakarta masih di bawah dua hari. Padahal potensinya bisa lebih dari itu.

Atas kondisi dunia pariwisata DIY tersebut, Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) DIY meyakini sinergi potensi pariwisata empat kabupaten dan satu kota di DIY bisa menjadi kunci menambah durasi aatau lama tinggal wisatawan.

Promosi Iwan Fals, Cuaca Panas dan Konsistensi Menanam Sejuta Pohon

Seperti diketahui DIY terdiri dari Kota Jogja, Kabupaten Kulonprogo, Kabupaten Sleman, Kabupaten Gunungkidul, dan Kabupaten Bantul. Masing-masing daerah ini memiliki potensi wisata yang berbeda-beda.

“Perlu mengnyinergikan semua potensi yang ada, sehingga menikmati Yogyakarta tidak bisa selesai hanya dalam waktu satu hari, tapi bisa dua atau tiga hari, bahkan bisa lebih,” kata Ketua DPD GIPI DIY Bobby Ardiyanto, Jumat (30/6/2023).

Dia menyampaikan sinergi potensi wisata dapat mencontoh konsep yang selama ini diterapkan di Bali, khususnya antara potensi yang ada di kawasan Ubud dan Kuta. Kedua kawasan itu dikembangkan dengan konsep yang berbeda, tetapi tidak saling bersaing karena pasarnya tidak sama.

“Pasarnya Ubud dan Kuta itu berbeda, sehingga pengembangan wisatanya pun berbeda. Di Ubud tidak akan dibangun hedonisme seperti di Kuta. Hal seperti ini perlu juga kita terapkan di Yogyakarta,” kata dia seperti dilansir Antara.

Sebelum menerapkan konsep serupa, menurut dia, pemerintah daerah perlu melakukan riset untuk menggali potensi wisata yang beragam dan dapat disinergikan.

“Hasil riset itu dapat digunakan untuk me-link and match-kan masing-masing potensi yang ada dan bisa jadi rekomendasi untuk pemangku kepentingan,” kata dia.

Bobby mengakui hingga kini lama tinggal wisatawan atau length of stay (LoS) di DIY rata-rata masih di bawah dua hari.

Ia meyakini apabila potensi wisata di kabupaten/kota di DIY dapat disinergikan sebagai satu rangkaian paket wisata, maka durasi tinggal wisatawan bisa mencapai empat hingga lima hari.

“Seharusnya bisa karena kembali lagi kita punya potensi sangat beragam dan komplet kalau kita mau mengembangkan dengan benar,” ujar Bobby.

Untuk menarik kunjungan wisatawan serta memperpanjang durasi tinggalnya, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Singgih Raharjo sebelumnya meminta industri pariwisata di provinsi ini meningkatkan keramahan layanan (hospitality).

Mulai dari bisnis hotel, restoran, homestay, hingga jasa perjalanan wisata, menurut dia, semuanya berbasis pada keramahan layanan.

Warga Yogyakarta, kata dia, memiliki modal dasar berupa budaya ramah serta sopan santun untuk menarik lebih banyak kunjungan wisata.

“Dengan adanya keramahan akan menjadikan wisatawan lebih terikat dengan destinasi,” ujar Singgih.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya