Harianjogja.com, JOGJA-Dinas Permukiman, Prasarana dan Sarana Wilayah (Kimpraswil) melihat perbaikan jaringan dan penggantian kabel PJU di Malioboro penting dilakukan. Rata-rata lampu itu mati karena usia yang sudah tua atau rusak karena tertindih tiang umbul-umbul komersial.
“Yang mengganti adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro,” kata Suko Darmanto, Kepala Seksi PJU Dinas Kimpraswil Kota Jogja.
Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau
Diterangkan, lampu yang digunakan untuk PJU lampu bertiang tiga atau lampu antik di sepanjang Malioboro adalah lampu merkuri 125 watt. Tenaga yang digunakan untuk menyalakan lampu berasal dari jaringan yang sama dengan kamera tersembunyi.
“Harapannya, ke depan bisa diganti dengan lampu LED. Kami menyarankan agar jalur kamera tersembunyi dipisahkan dengan lampu antik, namun itu bagaimana ketentuan dari UPT Malioboro,” tutur Suko.
Ditanya mengenai hal ini, UPT Malioboro menyatakan, perbaikan jaringan kabel masuk agenda pengembangan Malioboro pada Oktober dengan sistem lelang secara bertahap. Penggantian diupayakan dimulai akhir tahun.
UPT berharap proses lelang lancar dan tidak mengalami kegagalan. Mengingat dari 23 kamera tersembunyi di Malioboro, delapan kamera dalam kondisi rusak atau mati. Perencanaan lelang dilakukan satu bulan. Besaran lelang Rp400 juta.
“Kami (UPT Malioboro) mengungkapkan permintaan maaf kepada masyarakat dan wisatawan, atas kondisi lampu yang mati, serta banyaknya kamera tersembunyi dalam kondisi mati,” ucap Ari Suryani, Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPT Malioboro.
UPT Malioboro sendiri pada 2014, mendapat anggaran Rp1 Milyar, bagi pengembangan dan penataan Malioboro.