BANTUL—Puluhan petani bawang merah dari kelompok Dusun Muneng, Tirtoargo, Kretek beramai-ramai mencabuti benih yang tengah ditanam salah satu anggotanya, Sagiyo, Rabu (4/7) sekitar pukul 08.00 WIB.
Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius
Tindakan tersebut dilakukan karena Sagiyo dinilai melanggar kesepakatan kelompok di mana, musim tanam pada kemarau tahun ini disepakati mulai pada Rabu (10/7) mendatang.
“Dia (Sagiyo) sudah berkali-kali melanggar kesepakatan kelompok. Tindak tegas ini untuk shock therapy. Baik untuk dia maupun anggota yang lain,” tegas Ketua Kelompok Muneng, Dwi Darno.
Beberapa hari sebelum aksi pencabutan benih itu, Dwi mengungkapkan, sejumlah anggota sudah mengendus gelagat Sagiyo yang hendak melanggar kesepakatan.
Alhasil, pada Selasa (3/7) sore, sejumlah anggota bertandang ke rumah Sagiyo untuk memperingatkan. Namun, jawaban yang dilontarkan Sagiyo justru terkesan menantang.
Akhirnya, pagi tadi melalui pengeras suara di masjid setempat, diumumkan kepada seluruh anggota kelompok untuk berembug guna membahas sanksi yang bakal dikenakan pada Sagiyo.
Menyaksikan benih yang telah ditanam di lahan seluas 700 meter persegi (1/3 dari total lahan miliknya) itu dicabuti rekannya sesama petani bawang merah, Sagiyo tidak dapat berkutik.
Selanjutnya, benih tersebut dikumpulkan dan diserahkan kembali kepada Sagiyo. “Mengingat harganya mahal, benih itu dikembalikan untuk ditanam lagi pada Selasa mendatang,” tegas Dwi.
Jiwal, salah satu anggota kelompok menerangkan, pelanggaran terhadap kesepakatan awal musim tanam itu dikhawatirkan bakal menimbulkan bermacam dampak negatif bagi petani lain.
“Jelas dia akan panen lebih awal, sehingga hama dari sawahnya akan berpindah menyerang ke sawah petani lain (nyawani). Otomatis mata rantai hama tidak akan terputus,” tandasnya.(ali)