SOLOPOS.COM - Anggota Polisi berjaga setelah terjadi penyerbuan di Lapas 2B Cebongan, Sleman, Sabtu (23/3). Sejumlah oknum bersenjata menyerbu lapas tersebut pada dini hari dan menyebabkan tewasnya 4 tahanan tersangka pelaku pembunuhan seorang anggota Kopassus yang terjadi pada Selasa (19/3) lalu. GIGIH M. HANAFI/JIBI/HARIAN JOGJA

 

Anggota Polisi berjaga setelah terjadi penyerbuan di Lapas 2B Cebongan, Sleman, Sabtu (23/3). Sejumlah oknum bersenjata menyerbu lapas tersebut pada dini hari dan menyebabkan tewasnya 4 tahanan tersangka pelaku pembunuhan seorang anggota Kopassus yang terjadi pada Selasa (19/3) lalu.
GIGIH M. HANAFI/JIBI/HARIAN JOGJA

Promosi Jaga Jaringan, Telkom Punya Squad Khusus dan Tools Jenius

SLEMAN -– Dari sekitar 17 pelaku penyerangan Lembaga Pemasyarakatan Kelas II B, Cebongan, Mlati, Sleman, Sabtu (23/3), diduga hanya satu yang mengeksekusi empat tahanan titipan Polda DIY di sel A5 Blok Anggrek.

Hal itu diungkapkan sumber harianjogja.com yang enggan disebut namanya, Minggu (24/3/2013). “Yang masuk sel ada empat pelaku. Tapi hanya satu yang mengeksekusi,” kata sumber itu. Tiga pelaku lain menyandera Kepala Keamanan LP Margo Utomo dan stafnya, Sri Widodo.

Sumber itu menerangkan, kedua petugas disandera dalam posisi telungkup di lantai sel A5. Saat mencoba mendongakkan kepala, Margo sempat mendapat tendangan di tubuhnya. Sayangnya Margo memilih bungkam saat ditemui di LP Cebongan, kemarin.

Menurut sumber itu, para pelaku baru mengetahui keberadaan keempat tersangka kasus pengeroyokan di Hugo’s Cafe yang menewaskan anggota Kopassus Grup II Kandang Menjangan itu setelah mendengar teriakan salah satu tahanan.

“Di blok A,” kata sumber itu menirukan teriakan tersebut. Saat itu, para pelaku masih melakukan pencarian dengan menyisir setiap blok. Sebab, meski mereka sudah dianiaya, sepuluh sipir yang berjaga waktu itu bersikukuh tidak menunjukkan keberadaan keempat tersangka.

“Diduga ada intimidasi pada para tahanan sehingga mereka ketakutan,” imbuh sumber yang juga meminta institusi tempatnya bekerja turut dirahasiakan itu. Singkat cerita, empat pelaku langsung menuju Blok A yang dihuni sekitar 60 tahanan, 35 di antaranya di sel A 5.

Setelah diminta menunjukkan keempat tersangka, 32 tahanan di sel A 5 langsung menyingkir, menggerombol ke sisi kiri, meninggalkan tiga tersangka di sisi kanan. Tiga tersangka langsung dibantai satu pelaku dengan tembakan jarak dekat.

Meski sempat bersembunyi dalam gerombolan tahanan lain, satu tersangka lagi yang dipanggil dengan sebutan Ade akhirnya juga turut dibantai. “Penyerangan itu berlangsung singkat, hanya sekitar 15 menit,” pungkas sumber itu.

Secara terpisah, Kepala LP Cebongan Sukamto membantah tudingan lemahnya pengamanan di lembaganya sehingga serangan gerombolan orang misterius itu berjalan mulus. “Kalau tidak melawan, tentu petugas kami tidak terluka,” tegas Sukamto.

Sukamto menambahkan, LP Cebongan juga memiliki gudang senjata yang berisi sejumlah senjata laras pendek dan panjang. Namun, senjata itu hanya digunakan untuk pengamanan dalam, misalnya ada tahanan yang mencoba melarikan diri dan lain-lain.

Penggunaan senjata itu pun diatur prosedur ketat, seperti didahului tembakan peringatan sebanyak tiga kali. Saat menerima 11 tahanan titipan, termasuk empat korban tewas, Jumat (22/3/2013) siang, Sukamto mengaku sudah ada komunikasi dengan Polda DIY akan adanya pengamanan tertutup.

Kepala Kantor Wilayah Kementrian Hukum dan HAM DIY, Rusdianto, mengatakan perlunya peningkatan koordinasi antar instansi agar kasus serupa tidak terulang. “Tiap satu regu jaga di LP idealnya ada 15-16 personel. April ini akan ada penambahan 50 petugas untuk seluruh UPT di bawah Kanwil Kumham DIY,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya