SOLOPOS.COM - Ilustrasi bir di minimarket (propertyteam.ie)

Larangan miras di Minimarket, bagi yang nekat, penutupan jadi konsekuensi.

Harianjogja.com, JOGJA—Setelah resmi mengeluarkan Surat Edaran terkait larangan penjualan minuman keras (miras) ke seluruh minimarket se-Kota Jogja, Pemerintah Kota (Pemkot) Jogja akan menutup dan menarik izin usaha minimarket yang nekat menjual miras, setelah 16 April 2015.

Promosi Pemimpin Negarawan yang Bikin Rakyat Tertawan

Selain itu, warung-warung kecil sedianya juga akan turut ditindak apabila melakukan pelanggaran serupa.
Disebutkan Wakil Walikota Jogja, Imam Priyono penerapan SE tersebut demi membangun kesadaran seluruh warga Kota Jogja, bahwa Jogja adalah kota budaya. Dan tidak lain, agar Kota Jogja menjadi lebih aman dari pengaruh buruk konsumsi miras.

“Kami pastikan ada penertiban terhadap bentuk pelanggaran,” ujarnya, Jumat (13/2/2015).

Selain itu, imbuh Imam, di Kota Jogja, di perempatan Tugu hingga Titik Nol banyak remaja dan wisatawan yang duduk-duduk di sana. Untuk menjaga keamanan tetap tercipta di lokasi tersebut, Pemkot akan menetapkan untuk tidak ada alkohol yang dijual di jalur tersebut.

“Kaitannya dengan ini, Dinas Ketertiban harus tegas dalam menjalankan tugasnya. Kami tidak takut wisatawan mancanegara akan berkurang, karena tidak semua wisatawan mancanegara minum minuman keras,” ungkap Imam, yakin.

Untuk sementara ini, larangan menjual miras berkadar di bawah lima persen baru berlaku pada minimarket. Sedangkan untuk supermarket, pihaknya masih akan melakukan pengkajian.

Larangan Minimarket
Terkait kebijakan larangan minimarket menjual minuman keras (miras), Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan Pertanian (Disperindagkoptan) Jogja Suyana mengaku sudah menyebarluaskan surat larangan dari Kemendag tersebut.

Menurutnya, semua minimarket di Jogja setelah 16 April 2015 sudah tidak lagi menjual minuman beralkohol. Kebijakan itu tidak hanya berlaku bagi minimarket berjejaring, tetapi juga semua bentuk minimarket termasuk yang dimiliki perseorangan.

“Upaya penertiban akan dilakukan jika batas waktu toleransi selesai pertengahan April nanti. Kalau masih ada minimarket yang menjual minuman beralkohol, kami akan memberikan sanksi peringatan. Jika sampai tiga kali masih melanggar, bukan tidak mungkin langkah penutupan usaha dilakukan,” tutup Suyana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya