Larangan pembelian premium dengan jeriken membuat nelayan resah
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Nelayan Pantai Gesing berharap kebijakan pemerintah terkait pelarangan pembelian BBM dengan menggunakan jeriken segera diputuskan akan seperti apa kelanjutannya. Kebijakan tersebut dirasa sangat memberatkan nelayan di Pantai Gesing.
Salah seorang nelayan, Tugimin mengatakan kebijakan tersebut memunculkan keresahan di antara para nelayan. Kebijakan tersebut mesti ditelaah lebih jauh, terlebih pemberlakuaannya bagi kelompok nelayan yang jelas membutuhkan BBM.
“Kebijakan tersebut nantinya akan seperti apa, apakah nelayan akan berhenti melaut, belum tahu pasti. Kalau dilarang ya pasti kacau,” kata dia, Selasa (9/8/2016).
Tugimin berharap ke depannya ada kebijakan khusus bagi nelayan. Ia mengatakan kalaupun BBM ditentukan jumlahnya setiap hari, pun tak akan efektif bagi operasional setiap kapal nelayan. Menurutnya, BBM adalah kebutuhan dasar yang tak dapat dipastikan jumlahnya oleh masing-masing nelayan.
“Kami biasa melaut jauh, kalau harus dipastikan atau dibatasi beberapa liter ya tidak bisa,” ungkapnya.
Keresahan tersebut ditambah wacana terkait BBM kapal nelayan akan dialihkan dari jenis premium menjadi pertalite. Harga yang mahal semakin memberatkan para nelayan.