SOLOPOS.COM - Pengamen angklung Malioboro

Pengamen angklung Malioboro

Harian Jogja.com, JOGJA—Rekayasa mengatasi kemacetan Malioboro pada libur Lebaran 2013 terus dilakukan, bahkan sampai rencana larangan komunitas pengamen angklung mengamen secara bersamaan.

Promosi Tragedi Bintaro 1987, Musibah Memilukan yang Memicu Proyek Rel Ganda 2 Dekade

“Kami batasi mereka mengamen di empat titik saja,” kata Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Malioboro Syarif Teguh kepada Harian Jogja, Kamis (1/8).

Biasanya, kata Syarif, mereka yang mengamen itu sampai terdapat 8 komunitas yang menghibur pengunjung Malioboro di delapan titik di jalur lambat. Pada hari biasa kondisi itu menimbulkan kesemrawutan sehingga perlu dibatasi.

“Pada intinya, mereka boleh tetap bermain tapi bergiliran sesuai dengan lokasi yang biasa mereka gunakan,” ujarnya.

Sementara, Kapolda DIY Brigjen Pol Haka Astana mengidentifikasi kemacetan Malioboro itu juga karena masih banyaknya pengendara yang nekat masuk Malioboro lewat jalan- jalan arteri seperti di Jalan Beskalan, samping Toko Ramai.

Banyak pula taksi yang berhenti menunggu penumpang di Pasar Beringharjo. Padahal menurutnya, pada jam- jam padat, dengan berhenti lima detik saja, berpotensi menambah antrean sepanjang 15 meter.

Belum lagi kendaraan yang masuk ke Malioboro lewat Jalan Pabringan yang berada di sebelah selatan pasar itu.“Nanti kita evaluasi kalau perlu Jalan Pabringan itu searah ke timur saja,” ungkap Kapolda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya