SOLOPOS.COM - Suasana Gema Takbir 2016 di Jogja (Maria Atika/JIBI/Harian Jogja)
Lebaran 2016, kampung Ngampilan tampil dengan konsep go green.
Harianjogja.com, JOGJA – Kampung Ngampilan melibatkan sekitar 50 warga mengikuti Gema Takbir 2016, Selasa (5/7/2016).
“Konsep yang kami ambil lebih ke barang bekas,” ujar Rifqy selaku koordinator.
Ngampilan menggunakan bahan utama dengan memanfaatkan 200 botol plastik bekas. Rifky menilai belum adanya warga yang memanfaatkan keberadaan bahan bekas untuk dijadikan bahan pembuatan kreasi takbiran.
Ngampilan menggunakan bahan utama dengan memanfaatkan 200 botol plastik bekas. Rifky menilai belum adanya warga yang memanfaatkan keberadaan bahan bekas untuk dijadikan bahan pembuatan kreasi takbiran.
“Pokoknya ada go greennya gitu,” tambah Rifqy.
Pembuatan miniatur lampion masjid Ar-Rohman milik Ngampilan memakan waktu sekitar tiga minggu dengan jumlah anggota yang semula dua orang dan kian bertambah menjelang hari H.
Pemilihan barang bekas dinilai Rifqy memunculkan kesan tersendiri bagi orang yang melihat miniatur lampion masjid Ar-Rahman. Rifqy mengaku selama ini dari tahun-tahun sebelumnya hanya memanfaatkan gabus sebagai bahan utama.
“Orang liatnya jadi wah, unik gitu mbak, sapa tahu yang lain mau ikutan,” kata pemuda berumur 19 tahun ini.
Kampung Ngampilan sendiri memakai dana yang berasal dari takmir masjid. Tahun lalu menghabiskan sekitar Rp1,5 juta, tetapi tahun 2016 hanya sekitar Rp1 juta
“Itung-itung bisa hemat kan mbak?” kata Rifqy.
Mengenai rute yang dijadikan Gema Takbir 2016, Rifky menjelaskan awal mula dari PKU ke pertigaan arah Pasar Patuk menuju tempat penjualan bakpia patuk lalu akan kembali ke rute awal. Parade takbiran juga diikuti kampung lain seperti Ngadiwinatan, Purwo dan Pasar Waru.
“Mulainya jam 20.00 WIB sampai selesai,” tutup Rifky.