SOLOPOS.COM - Sejumlah warga keluar dan masuk memadati pintu utama Pasar Argosari, Kecamatan Wonosari, Kamis (22/6) (JIBI/Irwan A. Syambudi)

Lebaran 2017 di Gunungkidul, pasar dipadati pembeli

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL —Tiga hari menjelang Hari Raya Idulfitri warga berbondong-bondong memadati pasar tradisional. Warga membeli sejumlah bahan kebutuhan untuk perayaan Lebaran di pasar tradisional karena hargnya dinilai lebih murah.

Promosi Mi Instan Witan Sulaeman

Berdasarkan pantauan Harianjogja.com pada Kamis (22/6/2017) pagi, jalan di depan Pasar Argosari, Kecamatan Wonosari tersendat lantaran aktivitas pasar yang meluap.

Warga yang hendak ke pasar lalu-lalang menyebrang jalan sehingga membuat lalu lintas tersedat. Ditambah lagi sejumlah truk dan mobil box yang melakukan aktivitas menaik-turunkan barang juga membuat lalu lintas tersendat.

Selain itu, kepadatan pengunjung pasar juga terlihat dari penuhnya sejumlah kantong parkir, baik mobil maupun sepeda motor memadati parkiran dari mulai pagi hingga sore. “Iya lumayan ramai dari pagi sampai sore ini banyak pengunjung,” kata salah seorang tukang parkir, Darman, Kamis.

Sementara itu aktivitas di dalam pasar juga tak kalah ramai, sejumlah pengunjung berdesakan hampir di setiap los pedagang. Terlebih sejumlah los pedagang pakaian, sembako, dan kue lebaran yang banyak dikerumuni para pembeli.

Seorang pedagang pakaian di Pasar Argosari, Yanti, mengakui tiga hari menjelang lebaran ini pembeli memang lebih ramai. Hal itu pula yang membuat penjualan pakaian meningkat sekitar 50% dibandingkan pada hari-hari biasa.

Dia menuturkan, jika setiap hari hanya sekitar 20 potong pakaian terjual, namun beberapa hari terakhir penjualan sudah mencapai lebih dari 30 potong pakaian per hari. “Meningkat, kurang lebih lima puluh persen. Pembeli sebagian besar membeli pakaian muslim,” ujarnya.

Lanjut Yanti, penjualan yang meningkat, membuat dirinya kedapatan omset yang berlipat, hingga 50%. Mayoritas pakaian muslim yang banyak dicari dan terjual oleh pembeli. Dia memperkirakan penjualan akan terus naik sampai hari minus satu atau dua lebaran.

Kenaikan penjualan ini juga dirasakan oleh Winarni, pedagang kue kering dan cemilan. Sehari dirinya bisa mendapatkan untung bersih dua kali lipat dari penjualan biskuit kaleng maupun kue kering.

Dirinya menjual berbagai kue dan makanan yang kerap disajikan saat berlebaran, seperti biskuit kaleng, astor, wafer, kue kering seperti nastar, dan berbagai jenis keripik. “Rata-rata pembeli memilih kue kering dan biskuit kalengan. Saya pun kulakan lebih jauh-jauh hari sebelumnya, untuk memenuhi permintaan pembeli,” ujarnya.

Salah seorang pengunjung Pasar Argosari, Sri Yulianti mengatakan dia sengaja membeli kebutuhan Lebaran di pasar tradisional karena harganya lebih murah. “Saya tadi beli pakaian sama kue kering untuk Lebaran besok,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya