SOLOPOS.COM - Kue Kipo khas Jogja. (https://budaya.jogjaprov.go.id/)

Solopos.com, JOGJA — Bukan hanya dikenal sebagai kota wisata, Jogja juga memiliki sederet kuliner khas yang unik dan lezat. Salah satu kuliner legendaris di Kota Jogja adalah Kue Kipo khas Kotagede.

Dikutip dari kotegedekec.jogjakota.go.id, Kotagede adalah kota kuno bekas ibu kota Kerajaan Mataram Islam yang berdiri tahun 1532 M, dan Kue Kipo merupakan jajanan yang ternyata sudah ada sejak Kerajaan Mataram ini berkuasa. Di masa lalu, Kue Kipo ini sangat akrab di kalangan bangsawan Keraton Mataram lho.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

Melansir dari ejournal.uin-suka.ac.id, Kue Kipo merupakan kudapan tradisional yang terbuat dari tepung beras ketan sebagai bahan utamanya. Kue ini berisi campuran gula merah dan kelapa sebagai isianya. Warna hijau daun yang menunjukan bahwa kue tradisional ini terbuat dari bahan-bahan alami sehingga aman untuk dikonsumsi.

Nama Kue Kipo sendiri diambil dari percakapan sehari-hari yang berawal dari sebuah kata tanya iki opo? memiliki arti “ini apa?” dalam masyarakat Kotagede yang kental dengan logat Jogja-Solo tersebut. Pada akhirnya kue tersebut dinamakan Kue Kipo.

Kue Kipo sendiri dibuat dengan bentuk pipih, alasannya agar mudah dimakan, dinikmati oleh masyarakat dan untuk menghargai proses pembuatnya yang tergolong lama dan sulit.

Asal mula Kue Kipo adalah berasal dari produksi secara turun temurun yag diwariskan keluarga. Dimulai dari Mbah Mangun dan dilanjutkan oleh anaknya yakni Ibu Paijem Djito Suhardjo pada tahun 1946 hingga 1991. Namun menurut Bapak Shodiqun yaitu pemilik Kipo Bu Djito, sebelum Mbah Mangun memproduksi kue ini sudah ada yang menjual terlebih dahulu di dekat pegadaian dan Mbah Mangun hanya melestarikanya saja agar tidak punah.

Sejak tahun 1991 hingga sekarang produksi kue ini dilanjutkan oleh Rahayu. Nama Kue Kipo ini mulai melejit ketika Djito mengikuti pameran dan lomba membuat makanan yang terbuat dari tepung ketan pada tahun 1986.

Saat itu lomba yang digelar Dinas Pariwisata dan Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia, bertempat di Hotel Ambarukmo Palace. Kemudian pada tahun 1988 Djito memperoleh kesempatan untuk pameran di Jakarta oleh Dinas Pariwisata.

Kue Kipo pada akhirnya berkembang dengan mempertahankan bahan dan cara pembuatan yang sama sehingga tidak banyak berubah.

Pembuatannya sendiri menggunakan alat dan bahan yang masih tradisional. Bahan bakunya adalah bahan-bahan yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Seperti dalam pewarnaan kue menggunakan daun pandan atau daun fuji dan rasa manisnya berasal dari gula merah. Pembuatan adonan hingga ke proses pencetakan pun juga dilakukan manual yakni menggunakan tangan. Sedangkan pemanggangannya mengguakan cobek berbahan tanah liat yang dialasi dengan daun pisang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya