SOLOPOS.COM - Ilustrasi (google/bisnis-jabar.com)

Lelang aset dinilai seorang peserta lelang aset Pemkot Jogja menilai proses lelang aset Pemkot tidak transparan.

Harianjogja.com, JOGJA—Pemkot Jogja kejar target lelang aset sehingga terkesan menutup mata dengan keberadaan mafia lelang. Hingga saat ini lelang diterapkan dengan sistem terbuka manual, walaupun sebetulnya dapat dilakukan dengan sistem online berdasarkan pengajuan permohonan ke Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).

Promosi Antara Tragedi Kanjuruhan dan Hillsborough: Indonesia Susah Belajar

Data yang dihimpun dari Dinas Bangunan Gedung dan Aset Daerah (DBGAD) Kota Jogja pada 2014, total harga limit lelang aset sejumlah Rp282,4 juta, sementara hasil lelang mencapai Rp614,2 juta. Sementara ada pelaksanaan lelang aset tahun ini, total harga limit Rp179,7 juta dan ditargetkan hasil lelang melampaui 200%.

Kepala DBGAD Kota Jogja Hari Setya Wacana mengatakan pada tahun ini belum ada rencana menerapkan lelang online karena masih harus dikaji lebih lanjut. Kajian yang dimaksud salah satunya meliputi target pendapatan dari lelang aset.

“Sejauh ini dengan lelang terbuka manual target yang tercapai lebih dari 200 persen,” ujarnya, Rabu (18/11/2015).

Hari tidak menampik apabila sistem lelang yang dijalankan selama ini berpotensi menimbulkan konflik, termasuk di dalamnya disusupi broker atau ada intimidasi kepada peserta lelang lainnya. Sekalipun belum ada laporan terjadi kekerasan dalam proses lelang, kata dia, hal itu menjadi bagian dari pertimbangan pelaksanaan lelang pada tahun mendatang.

Seorang peserta lelang aset Pemkot Jogja yang enggan disebutkan namanya mengeluhkan oknum yang ikut bermain dalam proses lelang. Ia menilai proses lelang aset Pemkot tidak transparan.

Menurut dia ada beberapa oknum yang sepertinya sudah mendapat jatah sebagai pemenang lelang.
“Berapapun nilai lelang yang ditawarkan peserta lain, kok tetap dia yang menang, semoga tahun ini panitia bisa lebih terbuka,” ucap sumber itu.

Kepala Seksi Inventaris Perlengkapan DBGAD Jogja Dyah Windyanarti menyebutkan sebanyak 54 jenis barang milik Pemkot akan dilelang di Gedung Pasar Ikan Higienis Jalan Tegalturi, Umbulharjo, Selasa (24/11/2015) mendatang.

“Sistem lelang yang dilakukan terbuka dan menurut kami sudah cukup transparan diketahui para peserta,” kata dia.

Penyelenggaraan lelang aset yang dilakukan Pemkot ini berkebalikan dengan lelang tender pengadaan barang dan jasa yang telah dilakukan dengan layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) dan sudah dirintis sejak 2008 lalu. Pemkot Jogja malah jadi pioneer layanan LPSE se-Indonesia.

Bahkan untuk urusan ini, Pemkot sampai meraih penghargaan National Procurement Award 2015 kategori Kepemimpinan pada Transformasi Pengadaan Secara Elektronik, pada Selasa (10/11/2015) lalu.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya