Jogja
Selasa, 4 April 2017 - 05:22 WIB

LEPTOSPIROSIS GUNUNGKIDUL : Dinkes Klaim Anggaran Pencegahan Masih Minim

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Leptospirosis Gunungkidul, anggaran untuk pencegahan perlu ditambah

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Komisi D DPRD Gunungkidul melakukan klarifikasi dengan Dinas Kesehatan terkait dengan penyebaran penyakit leptospirosis yang lagi marak. Rapat koordinasi yang berlangsung di Ruang Komisi D pada Senin (3/4/2017) menghasilkan beberapa rekomendasi untuk menekan penyebaran penyakit itu.

Advertisement

Beberapa kesepakatan ini di antaranya, DPRD siap mengawal proses penganggaran untuk pencegahan di APBD Perubahan 2017. Hal ini dilakukan karena anggaran yang dimiliki dinas sekarang masih sangat kecil. Selain itu, Komisi D juga akan terus mendorong dinas terkait untuk terus melakukan upaya pencegahan agar penyerbaran tidak semakin meluas.

Ketua Komisi D DPRD Gunungkidul Hery Kriswanto mengakui, anggaran yang dimiliki Dinas Kesehatan masih sangat kecil. Hal itu terjadi karena serangan leptospirosis diluar prediksi karena melihat jumlah kasus yang terjadi di 2016. Data dari dinas, tahun lalu hanya ada empat kasus leptospirosis yang diketemukan.

Menurut Hery, kondisi itu berpengaruh terhadap perencanaan dalam upaya pencegahan.

Advertisement

“Saya kurang tahu jumlahnya berapa, tapi nilainya masih kecil dan belum sebanding dengan jumlah kasus yang terjadi saat ini,” katanya kepada wartawan, Senin kemarin.

Menurut dia, kecilnya anggaran yang dimiliki menjadi masalah serius. Oleh karena itu, pihaknya siap mengawal proses perubahan APBD untuk memperbesar anggaran penanggulangan penyakit leptospirosis.

“Penambahan ini penting karena untuk sosialisasi pencegahan hingga penanggulangan penyebaran penyakit,” kata Politikus PAN itu.

Advertisement

Terlepas dari kecilnya anggaran yang dimiliki, Hery pun meminta kepada dinas kesehatan untuk tetap fokus dalam pencegahan. Adanya peningkatan jumlah kasus yang terjadi di tahun ini harus menjadi pelajaran sehingga terus mengupayakan tindakan pencegan sehingga jumlah kasusnya tidak semakin meluas.

“Jumlahnya sangat jauh karena tahun lalu hanya ada empat kasus, sedang saat ini [sampai Senin, 3 April 2017] sudah ada 45 kasus leptospirosis,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif