SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)
Leptospirosis Gunungkidul, jumlah pasien terus bertambah
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Korban meninggal dunia karena serangan penyakit leptospirosis di Gunungkidul terus bertambah. Hingga akhir Maret sudah ada 12 warga yang mati karena penyakit yang disebabkan oleh kencing tikus itu.
Korban tewas terakhir terjadi pada salah seorang warga di wilayah Kecamatan Ponjong. Data dari Dinas Kesehatan Gunungkidul, jumlah penyakit leptospirosis ada 38 kasus. Dari jumlah tersebut ada 12 warga yang meninggal dunia, dengan rincian kasus enam di wilayah Kecamatan Patuk, dua di Gedangsari, dua di Kecamatan Nglipar. Sementara dua kasus lainnya terjadi di Kecamatan Ponjong dan Semanu.
“Kejadian meninggal terakhir terjadi pada awal minggu ini. Jadi kalau ditotal sudah ada 12 warga yang mati karena leptospirosis,” kata Kepala Seksi Pengendalian Penyebaran Penyakit Tidak Menular dan Zoonensis, Dinas Kesehatan Gunungkidul Yudho Hendratmo kepada wartawan, Kamis (30/3/2017).
Dia menjelaskan, terus bertambahnya korban meninggal akibat leptospirosis maka dinas kesehatan telah melakukan beberapa langkah pencegahan. Salah satunya dengan menerjunkan tim untuk melakukan penyelidikan epidemologi di sekitar lingkungan tempat tinggal korban. Dari pemeriksaan itu diketahuisebaran penyakit tidak hanya berasal dari wilayah Gunungkidul. Namun serangan juga berasal dari luar daerah. Hal ini dibuktikan dari korban tewas yang berasal dari Semanu dan Ponjong diketahui terkena penyakit itu saat bekerja di luar daerah.
“Kebetulan keduanya bekerja di Kota Jogja dan diketahui paparan penyakit terkenda di lingkungan kerja di sana. Sebab keluhan sakit diketahui saat pulang ke rumah masing-masing,” katanya.