Jogja
Jumat, 31 Maret 2017 - 09:22 WIB

LEPTOSPIROSIS GUNUNGKIDUL : Jangan Lupa Kenakan Alat Perlindungan Saat Bekerja di Sawah

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Leptospirosis Gunungkidul, jumlah pasien terus bertambah

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Korban meninggal dunia karena serangan penyakit leptospirosis di Gunungkidul terus bertambah. Hingga akhir Maret sudah ada 12 warga yang mati karena penyakit yang disebabkan oleh kencing tikus itu.

Advertisement

Baca Juga : LEPTOSPIROSIS GUNUNGKIDUL : Hingga Akhir Maret, Korban Meninggal Capai 12 Jiwa
Kepala Seksi Pengendalian Penyebaran Penyakit Tidak Menular dan Zoonensis, Dinas Kesehatan Gunungkidul Yudho Hendratmo menyampaikan guna mencegah kasus ini, selain melakukan penyelidikan kasus penyebaran penyakit, dinas juga mendistribusikan leptotek ke sejumlah puskesmas. Harapannya dengan distribusi ini maka korban tewas dapat dikurangi karena alat itu berfungsi untuk melakukan tes terhadap penyakit leptospirosis.

“Kami juga bekerja sama dengan Balai Teknik Kesehatan Lingkungan DIY melakukan kajian ilimiah terhadap sebaran penyakit di wilayah Gedangsari. Namun hingga sekarang hasil dari penelitian itu belum juga keluar,” katanya lagi, Kamis (30/3/2017).

Menurut Yudo, warga harus terus waspada terhadap bahaya leptospirosis. Pasalnya bakteri ini mampu bertahan di area terbuka dengan kondisi lingkungan yang basah selama satu bulan. Oleh karenanya, saat beraktivitas [khususnya petani] harus menggunakan alat perlindungan diri seperti sepatu booth, kaus tangan.

Advertisement

“Kami juga menyarankan aktivitas di sawah dilakukan saat matahari sudah terbit. Hal ini dilakukan untuk mengurangi paparan bakteri penyebab leptospirosis,” imbuhnya.

Terpisah, Bupati Gunungkidul Badingah memberikan perhatian serius terhadap sebaran penyakit leptospirosis yang mengalami lonjakan drastis di tahun ini. Ia mengaku, sudah meminta dinas-dinas terkait untuk melakukan upaya pencegahan dan penanggulan, mulai dari kegiatan sosialisasi pencegahan  hingga upaya pembasmian hama tikus yang diduga sebagai penyebab utama terjadinya leptospirosis.

“Kita akan terus berupaya untuk mencegah penyakit leptospirosis makin meluas,” katanya.

Advertisement

Namun demikian, lanjut Badingah, upaya pencegahan dan penanggulangan juga harus didukung oleh masyarakat. Salah satunya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat, serta terus melakukan cuci tangan dengan sabun setelah melakukan aktivitas. Dia pun menyakini dengan penerapan pola hidup ini maka potensi terserang penyakit makin berkurang seiring dengan meningkatknya daya tahan tubuh manusia.
“Mari bersama-sama melakukan pencegahan. Salah satunya dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” ujar Badingah.

Untuk diketahui, jumlah kasus leptospirosis di Gunungkidul di tahun ini mengalami lonjakan yang signifikan. Hal itu terlihat dari data yang dihimpun dari Dinas Kesehatan. Tahun lalu, hanya terdapat empat kasus dengan jumlah korban meninggal tiga warga. Sedang hingga akhir Maret ini sudah ada 38 kasus dengan korban meninggal dunia mencapai 12 orang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif