SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/Harian Jogja/Reuters)

Leptospiroses Kulonprogo dalam tiga bulan mengakibatkan empat nyawa melayang

Harianjogja.com, KULONPROGO — Terdapat empat kasus kematian akibat penyakit leptospirosis selama tahun 2017 di Kulonprogo. Jumlah ini tergolong tinggi karena terjadi dalam kurun waktu tiga bulan.

Promosi Vonis Bebas Haris-Fatia di Tengah Kebebasan Sipil dan Budaya Politik yang Buruk

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Kulonprogo, Baning Rahayujati mengatakan terdapat 24 kasus penyakit yang disebabkan oleh air kencing tikus ini selama tahun 2017.

“Ada 24 kasus, meninggalnya empat kasus, cukup banyak memang dalam rentang tiga bulan”ujarnya ketika ditemui Harianjogja.com di kantornya pada Rabu(22/3).

Adapun, kasus meninggal tersebut terjadi di Kecamatan Kokap dan Girimulyo dengan jumlah yang setara. Baning menerangkan jika korban meninggal merupakan petani yang beraktivitas di kebun hutan dan berusia di atas 50 tahun. Seluruhnya meninggal akibat gagal ginjal akut karena penanganan yang terlambat.

Kemunculan penyakit ini selama awal tahun 2017 juga paling banyak terjadi di Girimulyo dengan 7 kasus, disusul Kokap dengan 6 kasus, dan Nanggulan 3 kasus. Sisanya, tersebar merata di sejumlah kecamatan lainnya. Baning mengatakan tikus vektor penyakit ini tak hanya yang berada di areal persawahan namun juga di hutan dan perumahan. Survey yang dilakukan pada tahn 2011 lalu di salah satu areal hutan di Girimulyo juga membuktikan jika tikus hutan di daerah itu merupakan vektor leptospirosis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya