SOLOPOS.COM - Ratusan orang memadati kawasan Pantai Pulangsawal (Wisatawan sering menyebutnya Pantai Indrayanti), Kecamatan Tepus, saat libur lebaran lalu. Diprediksi, saat libur akhir tahun jumlah pengunjung di kawasan wisata di Gunungkidul melonjak hingga 200.000 orang. Foto diambil Rabu (30/7/2014). (JIBI/Harian Jogja/David Kurniawan)

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengimbau agar di objek wisata disediakan fasilitas istirahat bagi kru dan sopir bus pariwisata

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL— Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengimbau agar di objek wisata disediakan fasilitas istirahat bagi kru dan sopir bus pariwisata, hal itu untuk meminimalisir kelelahan yang mengakibatkan kecelakaan. Namun fasilitas tersebut di Kabupaten Gunungkidul masih minim.

Promosi Ongen Saknosiwi dan Tibo Monabesa, Dua Emas yang Telat Berkilau

Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Hary Sukmono mengakui belum banyak fasilitas khusus bagi kru dan sopir bus pariwisata yang disediakan di objek wisata. Fasilitas seperti tempat yang dapat digunakan kru dan sopir bus untuk sekedar istirahat, saat ini masih memanfaatkan bangunan seperti joglo yang ada di lokasi wisata.

“Saat ini fasilitasnya memang terbatas, belum semuanya lengkap di seluruh objek wisata. Tapi kami setuju dengan himbauan KNKT, dan nanti akan kami buat dalam desain perencanaan kawasan wisata,” kata dia kepada Harianjogja.com, Jumat (22/12/2017).

Menurutnya memang kru dan sopir bus harus mendapatkan fasilitas untuk istirahat yang memadai. Pasalnya mayoritas menempuh perjalanan jauh, sehingga harus mendapatkan fasilitas istirahat untuk menghindari kelelahan yang berakibat kecelakaan fatal.

Di sisi lain pada saat musim liburan panjang, bus pariwisata di setiap objek wisata jumlahnya mencapai ratusan. Untuk itu sejumlah rest area yang saat ini mulai dibangun diharapkan dapat menjadi fasilitas bagi kru dan sopir bus untuk beristirahat.

Ketua Kelompok Sadar Wisata Pantai Baron, Edi Supomo mengatakan fasilitas khusus untuk kru dan sopir bus pariwisata memang belum tersedia. Selama ini sejumlah kru dan sopir bus memanfaatkan warung-warung yang ada di sekitar pantai untuk beristirahat.

“Rata-rata kalau libur panjang bus pariwisata yang masuk ke Pantai Baron sekitar 40 hingga 50 bus. Kru dan sopir bus biasanya kalau istirahat ya di warung-warung dekat pantai,” kata Edi.

Berbeda dengan Pantai Baron, di Desa Wisata Nglanggeran fasilitas istirahat untuk kru dan sopir bus pariwisata telah disediakan. Sekretaris Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Nglanggeran, Sugeng Handoko mengatakan kru dan sopir bus telah dianggap sebagai mitra sehingga perlu diberikan fasilitas.

Untuk beristirahat sejumlah kru dan sopir bus diberikan fasilitas di Sekretariat Pokdarwis. “Kalau tamunya menginap kami memberikan fasilitas homestay gratis untuk kru dan sopir bus pariwisata. Ini bagian dari pelayanan kami terhadap wisatawan,” kata Sugeng.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya