SOLOPOS.COM - Ilustrasi kamar Hotel Aziza Solo (aziza.horison-group.com)

Meski okupansi mengalami penurunan, namun rata-rata hotel tetap memberlakukan tarif tambahan sewa kamar.

Harianjogja.com, JOGJA – Okupansi atau tingkat hunian kamar hotel di DIY selama masa libur Lebaran 2016 rata-rata menurun 10%-20% jika dibandingkan masa libur Lebaran pada tahun-tahun sebelumnya.

Promosi 204,8 Juta Suara Diperebutkan, Jawa adalah Kunci

“Lebaran tahun ini jauh meleset dari perkiraan kami. Lebaran tahun ini rata-rata okupansi hanya mencapai 60-70 persen,” kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY Istijab M Danunagoro seperti dikutip Antara, Rabu (13/7/2016).

Ia mengatakan kompleks perhotelan di Ring 1 atau yang berada di sepanjang Jalan Mangkubumi dan Malioboro yang biasanya memiliki okupansi terbanyak, hanya mampu mencapai okupansi 80%.

Padahal pada lebaran tahun-tahun sebelumnya mulai H-1 Lebaran okupansi hotel baik berbintang maupun hotel melati (nonbintang) telah mencapai 100%.

“Lebaran tahun lalu pada H-1 banyak hotel yang sudah menolak tamu,” kata dia.

Menurut Istijab, penurunan tingkat hunian banyak dipengaruhi kemacetan arus mudik di sepanjang Jalur Brebes Timur Exit (Brexit) yang berlangsung selama hampir 24 jam pada Lebaran. Kondisi itu, memicu banyak pembatalan pemesanan kamar hotel.

“Pemesanan (kamar hotel) memang full, tapi kemudian banyak dibatalkan,” kata dia.

Wakil Ketua PHRI DIY Herman Tony mengatakan meski okupansi mengalami penurunan, namun rata-rata hotel tetap memberlakukan tarif tambahan sewa kamar selama Lebaran mulai 10-20 persen dari tarif normal.

“Pengelola hotel juga sudah menyiapkan menu kuliner khas Lebaran serta tambahan kamar untuk mengantisipasi lonjakan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya