Jogja
Jumat, 7 Juli 2017 - 11:20 WIB

LIBUR LEBARAN 2017 : 2,8 Juta Orang Liburan di DIY, Daerah Mana Paling Favorit?

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana di Malioboro, Jogja saat Idulftri 1438 Hijriah, Minggu (25/6/2017). (JIBI/Harian Jogja/I Ketut Sawitra Mustika)

Tahun lalu, jumlah wisatawan se-DIY hanya 2,6 juta orang, tahun ini diakuinya mencapai 2,8 juta orang

Harianjogja.com, JOGJA–Prediksi Pemda DIY menjadikan Gunungkidul sebagai pendulang jumlah wisatawan tertinggi meleset. Terbukti, selama libur Lebaran lalu, jumlah kunjungan wisatawan di Bumi Handayani itu hanya berada di urutan keempat setelah Jogja, Bantul, dan Sleman.

Advertisement

Kepala Dinas Pariwisata DIY Aris Riyanta menjelaskan, melesetnya prediksi itu disebabkan oleh aksesibilitas objek wisata di Bantul jauh lebih terjangkau ketimbang di Gunungkidul. Terlebih objek wisata pantai, di Bantul menurutnya jauh lebih memudahkan wisatawan daripada harus ke Gunungkidul.

“Saya belum bisa memastikan data persisnya. Namun yang pasti [jumlah wisatawan] di Gunungkidul hanya sekitar 394.000 orang saja,” kata Aris.

Jumlah itu, tambahnya, terpaut cukup jauh dengan Kabupaten Sleman yang berada di urutan ketiga dengan jumlah pengunjung mencapai lebih dari 500.000 orang. Sedangkan Kabupaten Bantul, menurut Aris cukup mengejutkan dengan jumlah pengunjung yang mencapai lebih dari 700.000 orang. “Terbanyak tetap kota [Jogja]. Tapi saya belum tahu jumlah persisnya,” katanya.

Advertisement

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, total jumlah wisatawan se-DIY mengalami peningkatan. Tahun lalu, jumlah wisatawan se-DIY hanya 2,6 juta orang, tahun ini diakuinya mencapai 2,8 juta orang.

Peningkatan itu, dikatakannya, tak lepas dari upaya pemerintah dalam mendorong bergeliat objek-objek wisata baru. Dengan anggaran mencapai total Rp15 miliar di tahun ini, pihaknya memang terus berupaya melengkapi sarana dan prasarana sejumlah destinasi wisata.

Setidaknya ada empat destinasi wisata yang saat ini tengah ia garap. Keempatnya adalah Kompleks kawasan. Wisata Mangunan (Bantul), Taman Tebing Breksi (Sleman), Lava Bantal (Sleman), dan Embung Banjaroya (Kulonprogo). Pembangunan sarana dan prasarana itu meliputi fasilitas parkir, kios, toilet, hingga akses jalan setapak.

Advertisement

Atas pengembangan itu, ia berharap masyarakat bisa mengambil peran untuk memaksimalkan keberadaan fasilitas tersebut. Ia tak ingin mangkraknya aset di kawasan Desa Wisata Srikemenut, Desa Sriharjo, Kecamatan Imogiri, terjadi kembali.

“Di Desa Wisata itu, kami memberikan amphiteater. Tapi sampai sekarang mangkrak. Pemkab [Bantul] seharusnya bertanggungjawab,” katanya.

Terpisah,  salah satu pelaku usaha pariwisata Edwin Ismedi Himna mengakui, DIY sebenarnya memiliki beberapa objek wisata ikonik. Artinya, tanpa diperlakukan khusus pun, objek wisata ikonik itu sudah pasti dikunjungi wisatawan. “Contohnya Pantai Parangtritis,” katanya.

Dalam contoh itu, katanya, Pemkab Bantul terbilang cukup lamban dalam mengembangkan Pantai Parangtritis tersebut. Khususnya terkait dengan fasilitas, ia menilai pantai tersebut masih jauh dari kata sempurna. “Padahal Parangtritis tak hanya dikenal wissatawan lokal saja. Nama Parangtritis itu sudah mendunia,” katanya.

Advertisement
Kata Kunci : Libur Lebaran 2017
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif