SOLOPOS.COM - Pasar Bring Harjo (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Libur panjang mendekati Imlek ternyata tak membawa dampak signifikan bagi pendapatan pedagang batik cap di Pasar Beringharjo

Harianjogja.com, JOGJA – Libur panjang mendekati Imlek ternyata tak membawa dampak signifikan bagi pendapatan pedagang batik cap di Pasar Beringharjo. Menurut pantauan para pedagang, pengunjung hanya melihat-lihat tanpa sempat membeli.

Promosi Ada BDSM di Kasus Pembunuhan Sadis Mahasiswa UMY

Salah satu pedagang batik cap, Ciptaning, mengatakan selama libur panjang ini, dia hanya bisa menjual 10 potong baju. Harga paling tinggi yang dia tawarkan adalah Rp30.000.

“Sedikit bedanya dengan hari biasa. Hari biasa rata-rata jual lima potong per hari,” kata Cip.

Menurut Cip, rata-rata pengunjung hanya datang melihat-lihat. Namun karena jarak los terlampau sempit dan pengunjung berdesakan, mereka tidak sempat membeli batik dan ingin langsung keluar dari kerumunan.

Kondisi tersebut, diprediksi Cip, membuat niat membeli pelanggan hilang. “Kalau libur ramadhan baru ramai, karena tidak setiap saat los sempit sesak pengunjung, tapi datang terus silih berganti,” kata dia.

Keadaan tersebut juga dibenarkan oleh pedagang batik cap lainnya. Yuni mengatakan,  tidak ada perbedaan penjualan dengan hari-hari biasa. Selama empat hari liburan ini, rata-rata dirinya menjual 20 potong baju.

“Baju batik yang saya jual paling mahal Rp45.000. Tapi jual 20 itu termasuk sepi untuk long weekend,” kata Yuni.

Bahkan, Yuni menambahkan, saat imlek adalah hari yang paling sepi pengunjung. Justru hari ini pengunjung mulai ramai, namun dia belum bisa menghitung pendapatannya. Saat hari biasa, setidaknya ada 10 potong baju batik yang terjual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya