Jogja
Selasa, 28 November 2017 - 04:20 WIB

Limbah 5 Rumah Tangga di Jogja akan Dikumpulkan Jadi 1 Septic Tank

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi kloset untuk jamban keluarga sehat. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Jogja berencana membangun delapan unit septictank komunal pada 2018 mendatang dengan anggaran sekitar Rp400 juta

Harianjogja.com, JOGJA – Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan, dan Kawasan Permukiman (DPUPKP) Kota Jogja berencana membangun delapan unit septictank komunal pada 2018 mendatang dengan anggaran sekitar Rp400 juta. Anggaran tersebut juga berikut pembuatan sambungan rumah tangganya.

Advertisement

Kepala Seksi Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) DPUPKP Kota Jogja, Yunita Rahmi Hapsari mengatakan satu septictank bisa menampung limbah dari lima kepala rumah. Sehingga dengan delapan septictank, maka bisa untuk 40 kepala keluarga.

Namun, ia belum bisa menyebutkan lokasi mana saja yang akan dibangun septictank komunal karena harus menunggu pembuatan jambannya terlebih dahulu yang akan dilakukan oleh provinsi. “Lokasinya akan mengikuti lokasi bantuan jambanisasi,” kata Yunita, Minggu (26/11/2017).

Sebab, menurut Yunita, septictank yang akan dibangunnya nanti terbatas sehingga harus memenuhi syarat teknis, salah satunya lokasi rumah tangga harus berdekatan sehingga limbahnya bisa ditampung dalam satu septictank komunal.

Advertisement

Untuk lahannya, kata dia, bisa menggunakan lahan pemerintah atau bisa dibawah jalan lingkungan.

Sebelumnya, Dinas Kesehatan Pemda DIY berencana membangun sebanyak 40 unit jamban sehat di Kota Jogja. Lokasi pembangunan jamban atau MCK akan difokuskan di wilayah pemukiman padat penduduk.

Data DPUPKP Kota Jogja sampai akhir 2017 ini jumlah septictank komunal baru 50 unit. sementara jumlah instalasi pengolahan air limbah (Ipal) komunal sebanyak 57 unit, semuanya berlokasi di bantaran sungai Gajahwong, Winongo, Code, dan Sungai Buntung.

Advertisement

Tiap ipal komunal mampu menampung limbah dari 80 KK. Berbeda dengan septictank komunal yang hanya lima KK.

Kepala Seksi Saluran Air Limbah DPUPKP, Endro Sutopo mengatakan pembangunan ipal komunal memang lebih efektif ketimbang septictank. “Cuma persoalannya keterbatasan lahan, sehingga solusinya dengan septictank, yang jelas fungsinya sama” kata dia.

Sebagian warga Jogja yang belum terakses ipal komunal, kata Endro, sudah tersambung dengan ipal komunal di Sewon Bantul. Setidaknya sudah ada 17.167 kepala keluarga yang sudah tersambung ke Ipal Sewo. Endro meyakni 2019 mendatang semua warga Kota Jogja sudah dapat mengakses sanitasi layak.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif