Jogja
Senin, 7 Maret 2016 - 06:20 WIB

LOKALISASI SARKEM : Menjadi PSK untuk Hidupi Keluarga

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Suasana pengajian di Balai RT 16, RW 03 Kampung Sosrowijayan Kulon, Kelurahan Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen, Jumat (4/3/2016) malam. (Ujang Hasanudin/JIBI/Harian Jogja)

Lokalisasi Sarkem, rencana Pemkot akan menutup

Harianjogja.com, JOGJA-Ditemui Harianjogja.com usai mengikuti pengajian di Balai RT 16, Kampung Sosrowijayan Kulon, Kelurahan Sosromenduran, Jumat (4/3/2016) malam lalu, FN, yang menjadi salah satu Pekerja Seks Komersil (PSK) di Sarkem menuturkan apa yang dilakukannya untuk menyambung hidup.

Advertisement

Perempuan asal Jawa Barat ini masih mengenakan penutup kepala, malam itu. FN mengaku biasa ikut pengajian sebulan sekali bersama warga. Pengajian yang disisi Gus Miftah itu diikuti seratusan warga dan PSK Sarkem.

Gaya ceramah Gus Miftah yang khas penuh guyon dan tidak memojokkan PSK membuat para PSK kerap hadir setiap pengajian Gus Miftah yang digelar di Sarkem, termasuk FN. Ia mengakui sangat tersentuh dengan isi ceramah pengasuh Pondok Pesantren Ora Aji, Kalasan, Sleman itu.

FN menyadari pekerjaannya menjual diri merupakan perbuatan yang dilarang agama. Namun, saat ini ia belum memiliki pekerjaan pengganti. Setiap malam FN bersama teman-temannya menjajakan diri di gang sempit Sosrowijayan Kulon.

Advertisement

Ia sudah dua tahun menjual diri di Sarkem. Namun FN enggan menceritakan kisah hidupnya hingga berada di Sarkem. Yang jelas, dengan pekerjaannya tersebut ia mampu menghidupi keluarganya.

Dalam semalam, FN mengaku bisa melayani tiga sampai empat tamu pria dengan tarif Rp200.000-400.000 per tamu.

“Kalau weekend bisa sampai delapan orang,” ujarnya. Pria yang dilayaninya anak muda hingga orang tua.

Advertisement

Namun ia lebih banyak melayani orang tua. Alasannya praktis karena tidak banyak permintaan.

“Saya juga yang melayani tidak terlalu capek,” ujar FN.

Sarkem merupakan perkampungan yang berlokasi di Barat Jalan Malioboro. Kawasan tersebut selama ini dikenal sebagai lokalisasi prostitusi terselubung. Meski tidak ada ketetapan sebagai lokalisasi dari Pemerintah Kota Jogja, banyak rumah warga yang disewakan menjadi tempat hiburan karaoke, pijat plus plus, dan PSK yang menjajakan diri.

Sarkem berada di Kampung Sosrowijayan Kulon, kawasan padat penduduk. Kampung tersebut berdampingan dengan Sosrowijayan Kulon. Sarkem terdiri satu RW, empat RT.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif