Jogja
Senin, 7 Maret 2016 - 08:55 WIB

LOKALISASI SARKEM : Pemberdayaan Harus Terus Digalakan

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Petugas Satpol PP memasang papan pengumuman di salah satu tembok ber mural di eks-Lokalisasi Kaliwungu, Tulungagung, Jumat (8/5/2015).

Lokalisasi Sarkem, rencana Pemkot akan menutup

Harianjogja.com, JOGJA-Ketua RW Sosrowijayan Kulon, Sarjono menolak wilayahnya disebut lokalisasi.

Advertisement

Namun dirinya mengakui ada 200-an PSK di wilayahnya, hampir semua PSK merupakan pendatang. Mereka indekos di wilayah Sarkem, dan wilayah sekitar Jogja. (Baca Juga : PROSTITUSI : Warga Sarkem Menolak Disebut Kawasan Lokalisasi)

Sarjono juga membenarkan adanya desakan ormas yang meminta Sarkem ditutup. Desakan pascapenutupan lokalisasi Kalijodo, Jakarta Utara itu tidak ia tanggapi.

Menurutnya, posisi lokalisasi Sarkem berbeda dengan lokalisasi wilayah lainnya. Sarkem adalah perkampungan warga yang memiliki hak kepemilikan tanah dan bangunan. Berbeda dengan lokalisasi di Kalijodo, Jakarta yang berdiri diatas tanah pemerintah sehingga bisa digusur.

Advertisement

Jika pemerintah ingin menghentikan prostitusi di Sarkem, menurut Sarjono, pemerintah perlu memikirkan pemberdayaan bagi PSK dan pengalihan lahan pekerjaan bagi warga sekitar. Jika hal itu tidak dilakukan, ia akan menolak upaya penutupan.

“Kalau tidak ada pemberdayaan, mereka akan kembali lagi menjajakan diri,” katanya akhir pekan lalu.

Pria yang sudah 40 tahun menjadi pengurus RT dilanjutkan pengurus RW itu menyarankan pemerintah untuk menggalakkan kembali pelatihan keterampilan sesuai dengan kemampuan PSK. Pelatihan itu diakuinya cukup efektif mengurangi jumlah PSK yang datang ke Sarkem.

Advertisement

Ia mencontohkan sebelum 2010 lalu sempat ada pelatihan dari Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi berupa pelatihan menjahit bagi PSK. Dari pelatihan telah membuat dua PSK asal Jawa Barat mahir menjahit dan hingga saat ini tidak pernah kembali lagi menjadi PSK.

“Kadang-kadang telepon menanyakan kabar warga di Sarkem, dia ngabari sudah sukses menjadi penjahit di kampung halamannya,” ujar Sarjono.

Sarjono sempat mengajukan permohonan pelatihan kepada Pemerintah Kota Jogja, namun tidak disanggupi karena program pelatihan dikhususkan bagi warga aseli Jogja. Sementara hampir semua PSK Sarkem berasal dari luar Jogja. “Seharusnya pelatihan terus berlanjut,” harapnya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif