Jogja
Kamis, 14 Desember 2017 - 17:40 WIB

Lokasi Bekas Longsor di Tegalrejo Memprihatinkan, Alat Berat Tak Berani Mendekat

Redaksi Solopos.com  /  Bhekti Suryani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga melintasi jembatan darurat yang terbuat dari bambu di lokasi longsor Dusun Ketelo, Desa Tegalrejo, Kecamatan Gedangsari, Kamis (14/12/2017). (Irwan A. Syambudi/JIBI/Harian Jogja)

Longsor putus jalan desa, evakuasi masih terkendala.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL–Pasca-longsor, aktivitas warga di Desa Tagalrejo, Kecamatan Gedangsari, Gunungkidul belum sepenuhnya pulih. Selain proses evakuasi material longsor yang masih terkendala, longsor susulan juga masih mengancam.

Advertisement

Kepala Desa Tegalrejo, Sugiman mengatakan longsor yang terjadi pada Selasa (28/11/2017) lalu menerjang permukiman di Dusun Ngipik dan Gupit. Selain itu longsor yang terjadi saat hujan deras disebabkan Badai Cempaka itu memutus jalan desa di Dusun Ketelo yang menghubungkan tiga dusun. Setelah lebih dari dua pekan pasca-longsor proses evakuasi masih belum dapat dilakukan dengan maksimal.

“Akses jalan yang menuju di Dusun Ketelo itu putus, kalau evakuasi dilakukan dengan cara manual itu tidak akan mampu karena bukitnya terkelupas. Kami sudah berkoordinasi dengan kabupaten untuk mendatangkan alat berat, tapi tidak semua operator alat berat itu berani ke lokasi,” kata dia, Kamis (14/12/2017).

Tanpa alat berat, proses evakuasi diakuinya sangat sulit dilakukan. Terlebih medan yang terjal dan banyak batuan besar semakin mempersulit evakuasi. Longsor susulan juga sangat dimungkinkan terjadi ketika adanya hujan. Sehingga memang untuk saat ini jalan tersebut masih belum dapat dilewati.

Advertisement

Namun demikian, karena jalan tersebut merupakan akses satu-satunya, sebagian warga nekat melaui jalur tersebut dengan melintasi jembatan yang terbuat dari bambu.

Sementara itu Kepala Seksi Logistik dan Kedaruratan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunungkidul, Sutaryono mengakui evakuasi jalan memang masih sulit dilakukan. Berdasarkan survei yang sudah dilakukan, alat berat tidak memungkinkan untuk menjangkau lokasi

“Operator alat berat tidak ada yang berani ke lokasi karena memang kondisinya cukup berbahaya. Saat ini hanya bisa dilakukan pembersihan manual, dengan cara gotong royong. Beberapa waktu lalu memang tidak bisa dilalui sama sekali, sekarang sudah bisa dilalui meski hanya roda dua,” ungkapnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif