SOLOPOS.COM - Alex, Salah seorang warga Desa Baleharjo sedang mengecat pagar rumahnya dalam rangka menyemarakkan lomba desa pada 4 April mendatang. (Mayang Nova Lestari/JIBI/Harian Jogja)

Lomba desa di Gunungkidul tahun ini lebih meriah dan kompetitif

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB) Gunungkidul menilai lomba desa di tahun ini lebih kompetitif dan lebih meriah ketimbang pelaksanaan yang lalu. Pemenang lomba rencananya akan diumumkan pada Senin (9/5/2016) mendatang.

Promosi Liga 1 2023/2024 Dekati Akhir, Krisis Striker Lokal Sampai Kapan?

Kepala Badan Pemberdayaan Masyarkat Rakhmadian Wijayanto mengatakan, proses penilaian lomba sudah memasuki babak akhir. Dari 18 desa yang mengikuti lomba, sudah dilakukan penilaian di 16 desa.

Rencananya dua desa yang belum dinilai, yakni Desa Nglindur, Kecamatan Girisubo dan Desa Sumbergiri, Kecamatan Ponjong dilakukan pada 2-3 Mei nanti.

“Kalau sudah dinilai semua, pada tanggal 4 Mei akan dilakukan pengumpulan nilai dari tim. Kemudian pada Senin [9/5/2016] akan diumumkan siapa pemenangnya,” kata Rakhmadian saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (28/4/2016).

Pemenang lomba desa ini berhak mewakili Gunungkidul dalam lomba desa di tingkat provinsi.

Menurut dia, meski penilaian belum menyasar ke seluruh desa, namun kompetisi yang ditunjukan oleh masih-masing desa patut diapresiasi. Bahkan jika dibandingkan dengan pelaksanaan di tahun lalu, untuk sekarang lebih kompetitif dan meriah.

“Tentunya saya tidak asal menilai, karena itu bisa dilihat dari antusiasme warga hingga kondisi dan pemaparan tentang program desa saat tim melakukan kunjungan untuk penilaian,” ujarnya.

Dia pun berharap, agar antusiasme yang tinggi itu terus bisa dipertahankan. Pasalnya lomba desa bukan hanya fokus pada siapa pemenang, tapi lebih pada proses partisipasi masyarakat hingga ketertiban administrasi yang dilakukan oleh perangkat dalam menjalankan program desa hingga pemerintahannya.

“Pemenang itu hanya sebagai bonus, karena paling peting adalah rasa kebersamaan dan gotong royong yang dimiliki dalam hidup bermasyarakat,” katanya.

Rakhmadian menjelaskan, untuk penilaian ada delapan kategori yang harus dipenuhi oleh masing-masing desa. Indikator penilaian tersebut antara lain berdasar pada faktor pendidikan, kesehatan masyarakat, ekonomi, keamanan dan ketertiban, partisipasi masyarakat, pemerintahan, lembaga kemasyarakatan hingga pemeberdayaan masyarakat.

“Menurut saya semua berpeluang untuk menang, karena antusiasme di masing-masing desa sangat baik,” imbuhnya.

Pemerintah Desa Baleharjo, Kecamatan Wonosari optimitis bisa keluar sebagai yang terbaik dalam lomba desa tingkat kabupaten 2016. Semangat kegotongroyongan dan moncernya program desa menjadi modal yang berharga untuk memenangkan lomba tersebut.

Kepala Desa Baleharjo Agus Setyawan mengatakan, persiapan untuk lomba desa 2016 sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Menurut dia, ada dua faktor yang menjadi modal untuk memenangkan lomba itu.

Faktor pertama, erat kaitannya dengan kepedulian warga terhadap lingkungan desa. Hal itu bisa dilihat dari banyaknya warga yang ikut kerja bakti dalam menyambut lomba desa 2016.

Sedangkan faktor kedua terkait dengan program yang dimiliki desa. Sejak lima tahun lalu, Agus mengaku membentuk lembaga sosial dengan nama Wahana Kesejahteraan Sosial Berbasis Masyarakat.

“Kami menghimpun dana sosial untuk dibagikan dengan warga kurang mampu. Kami pun yakin bisa memenangkan lomba ini,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya