SOLOPOS.COM - Salah satu komunitas relawan bencana memperagakan pendirian tenda pengungsian dalam Lomba Pendirian Tenda Antar Komunitas Relawan Penanggulangan Bencana di Lapangan Denggung, Sleman, Sabtu (3/9/2016). (Abdul Hamied Razak/JIBI/Harian Jogja)

Lomba mendirikan tenda digelar BPBD Sleman

Harianjogja.com, SLEMAN- Sebanyak 23 komunitas relawan bencana mengikuti lomba pendirian tenda yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Sabtu (3/9/2016) dan Minggu (4/9/2016).

Promosi Bukan Mission Impossible, Garuda!

Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengasah kemampuan dan keterampilan serta meningkatkan kesiapsiagaan dan kekompakan antar relawan.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan menjelaskan, pendirian tenda yang dikompetisikan merupakan tenda khusus untuk pengungsian korban bencana. Setiap tim melibatkan sepuluh orang anggota.

“Pendirian tenda pengungsian membutuhkan kekompakan. Dengan kompetisi ini kami berharap muncul semangat kebersamaan dan kekompakan dari seluruh relawan,” ujarnya di sela-sela kegiatan.

Makwan menambahkan, selain menumbuhkan keterampilan dan kekompakan, jika sewaktu-waktu bencana datang para relawan diharapkan bisa membantu dan mendukung penanganan pengungsi.

“Untuk mendirikan satu tenda biasanya membutuhkan waktu 20 menit. Jadi ketika dalam kondisi darurat bencana, para relawan ini bisa membantu dalam penanganannya,” katanya.

Bersambung halaman 2

Dalam pembinaan ini, lanjut Makwan, pihaknya menyiapkan sejumlah hadiah bagi pemenang agar mereka lebih termotivasi untuk mengikutinya. Beberapa hadiah tersebut seperti gergaji mesin, `handy talky` (HT), dan perlengkapan lainnya.

Komunitas relawan yang akan mengikuti ini, mereka yang berada di wadah Forum Komunikasi Komunitas Relawan Sleman (FKKRS). Saat ini, ada sebanyak 48 komunitas yang tergabung dalam FKKRS dengan jumlah total relawan mencapai 1.600 orang.

“Forum ini selain menjadi media komunikasi antarrelawan, juga untuk memudahkan upaya pembinaan. Misalnya, ada keseragaman dan peningkatan kemampuan dan kualitas masing-masing relawan,” kata Ketua Presidium FKKRS Daniel Supriyanto.

Wakil Bupati Sleman Sri Muslimatun menilai, kompetisi tersebut mencerminkan kuatnya kearifan lokal dan semangat kebersamaan dalam penggulangan bencana.

Dia berharap, kegiatan tersebut bukan hanya dijadikan ajang kompetisi saja tetapi menjadi media pembelajaran bagi para relawan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, kapasitas, dan kesigapannya.

“Peningkatkan kompetensi harus dilakukan. Bukan saja dalam tindakan-tindakan emergency, tetapi juga dalam koordinasi dan prosedur penanganan kebencanaan,” kata Muslimatun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya