SOLOPOS.COM - Foto ilustrasi panahan tradisional (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Foto ilustrasi panahan tradisional Mataram. (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, JOGJA – Kompetisi Gladhen Hageng Jemparingan atau lomba panahan tradisional yang digelar di Alun-alun Selatan Jogja menjadi pembuka rangkaian peringatan Hari Olahraga Nasional 2013 di DIY.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

“Kegiatan yang telah menjadi ikon olah raga dan budaya di Jogja ini menjadi awal dari berbagai kegiatan yang digelar untuk memperingati Hari Olahraga Nasional (Haornas) tahun ini,” kata Ketua Panitia Gladhen Hageng Jemparingan Eka Heru di sela kegiatan, Minggu (1/9/2013).

Menurut dia, penyelenggaraan jemparingan gaya Mataram Jawi tersebut juga akan semakin mendukung keistimewaan Jogja sebagai kota budaya.

Berdasarkan catatan dari panitia penyelenggara hingga penutupan pendaftaran, terdapat 411 peserta yang mengikuti kegiatan itu dalam berbagai kategori seperti umum maupun anak-anak.

Peserta tidak hanya berasal dari DIY tetapi juga dari daerah lain seperti Wonosobo, Purwokerto, Klaten, Solo, Pacitan, Semarang, Jepara dan bahkan ada peserta dari Kalimantan Selatan.

Tidak seperti lomba panahan pada umumnya, dalam kegiatan jemparingan tersebut seluruh peserta melesakkan anak panah dalam posisi duduk bukan berdiri.

Sasaran panah juga tidak berbentuk lingkaran melainkan bandul panjang sekitar 30 centimeter berwarna merah dan putih yang terbagi dalam empat bagian yaitu kepala, leher, badan dan pantat. Masing-masing bagian memiliki nilai sendiri-sendiri.

Bagian kepala bernilai tiga, leher bernilai dua, badan bernilai satu namun apabila anak panah mengenai pantat akan memperoleh penalti satu angka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya