Jogja
Senin, 10 Oktober 2016 - 19:55 WIB

LONGSOR GUNUNGKIDUL : BPBD Kesulitan Pindahkan Warga di Zona Rawan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sejumlah warga bekerja bakti membersihkan puing-puing longsoran yang terjadi di Dusun Candi, Tegalrejo, Gedangsari, Minggu (9/10/2016). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Longsor Gunungkidul rawan terjadi, namun warga sulit dipindahkan

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Gunungkidul kesulitan untuk merelokasi warga yang tinggal di daerah rawan longsor.

Advertisement

Untuk mengurangi risiko saat terjadinya bencana, selain meminta masyarakat untuk lebih waspada juga akan memperbanyak pemasangan sistem peringatan dini dan rambu-rambu peringatan bahaya longsor.

Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Gunungkidul Sutaryono mengatakan, bahaya longsor mengancam 56 desa yang tersebar di enam kecamatan, seperti Patuk, Gedangsari, Nglipar, Ngawen, Semin dan Ponjong.

Memasuki musim penghujan, seluruh masyarakat yang berada di daerah rawan diminta untuk terus waspada terhadap potensi longsor yang mungkin muncul.

Advertisement

Dia menjelaskan, berbagai cara telah dilakukan untuk mengurangi risiko bencana, mulai dari pembentukan desa siaga bencana hingga pemasangan sistem peringatan dini dan papan peringatan bahaya longsor.

Untuk saat ini, sudah ada 63 alat pendeteksi dini longsor yang terpasang di zona rawan.

“Saya kira dengan upaya ini bisa mengurangi risiko bencana yang datang. Sebab untuk memindahkan warga di zona rawan sangat sulit dilakukan,” kata Sutaryono kepada Harianjogja.com, di akhir pekan lalu.

Advertisement

Menurut dia, ada beberapa faktor yang membuat warga enggan pindah dari lokasi rawan. Selain masalah keterbatasan lahan, umumnya masyarakat sudah merasa nyaman meski berada di tempat yang ditinggali selama ini.

“Kami sudah pernah lakukan [wacana relokasi], namun itu ditolak dengan dalih sudah tinggal sejak lama dan longsor yang terjadi hanya bagian dari nasib yang kurang baik saja,” kata Sutaryono.

Menurut dia, sikap dari masyarakat inilah yang membuat, BPBD tidak bisa berbuat banyak untuk menjauhkan masyarakat dari bahaya longsor.

“Yang kita bisa saat ini hanya melakukan imbauan untuk lebih waspada karena intensitas hujan yang tinggi makin memperbesar potensi terjadinya longsor di daerah rawan,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif