SOLOPOS.COM - Bupati Gunungkidul Badingah (pakai jilbab) saat meninjau lokasi longsor di Dusun Jentir, Sambirejo, Ngawen, Sabtu (4/3/2017). (David Kurniawan/JIBI/Harian Jogja)

Longsor Gunungkidul terjadi di Dusun Jentir, Sambirejo, Ngawen

 
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL – Bupati Gunungkidul Badingah mengungkapkan, kejadian longsor di lokasi pertambangan bukan yang pertama kalinya terjadi di Bumi Handayani. Sebab kejadian tersebut pernah terjadi, bahkan sampai ada korban yang meninggal dunia.

Promosi Selamat Datang di Liga 1, Liga Seluruh Indonesia!

“Kejadian di sini [Dusun Jentir] bukan yang pertama karena di daerah lain [masih wilayah Gunungkidul] juga pernah ada dan ada yang meninggal karena tertimbun material tambang,” kata Badingah saat meninjau lokasi longsor akibat aktivitas pertambangan di Dusun Jentir, Sambirejo, Ngawen, Sabtu (4/3/2017).

Dia pun berharap musibah ini menjadi pelajaran bagi semua pihak sehingga kejadian yang sama tidak terulang lagi. “Semua harus berhati-hati,” ungkapnya.

Disinggung mengenai aktivitas penambangan di sekitar lokasi, Badingah menyerahkan sepenuhnya ke Pemerintah DIY. Hal itu dilakukan karena urusan pertambangan bukan lagi diurusi pemkab, melainkan sudah berpindah ke provinsi.

“Terkait izin itu ranah provinsi. Yang jelas dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Gunungkidul sudah ada beberapa titik yang ditujukan untuk aktivitas pertambangan,” katanya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya