SOLOPOS.COM - Kegiatan bersih-bersih Kali Code oleh puluhan relawan, Rabu (30/3/2016) pagi. (Gilang Jiwana/JIBI/Harian Jogja)

Longsor Jogja perlu segera ditangani karena jumlah warga terdampak bertambah.

Harianjogja.com, JOGJA – Dampak tebing longsor di Sungai Code di Kota Jogja Jumat (1/4/2016) meluas dari sebelumnya dialami enam kepala keluarga menjadi 12 kepala keluarga yang tinggal di sisi utara dan selatan titik longsor.

Promosi Mali, Sang Juara Tanpa Mahkota

“Jumlah warga yang terdampak dari kejadian longsor semakin bertambah setelah kami melakukan pendataan. Mereka tinggal di sisi utara dan selatan titik longsor,” kata Camat Jetis Ananta Wibowo,  seperti dikutip dari Antara, Sabtu (2/4/2016).

Seluruh warga yang tinggal di sisi utara dan selatan titik longsor masih memilih untuk tinggal di rumahnya masing-masing, namun telah mengevakuasi beberapa barang berharga ke lokasi yang lebih aman.

Sedangkan pemilik rumah yang terdampak langsung kejadian longsor sudah meninggalkan rumahnya.

Tebing Sungai Code yang longsor mengakibatkan sebuah rumah kehilangan beberapa ruangan yang tepat berada di atas talud, sedangkan rumah yang berada di sisi utara dan selatan lokasi longsor mengalami retak.

Lokasi longsor, lanjut Ananta, sudah diberi penutup terpal untuk mengurangi potensi gerusan tanah akibat hujan. “Kondisi longsor semakin diperparah dengan saluran limbah yang patah. Saluran tersebut tersambung dengan saluran air hujan. Jika hujan, tanah akan semakin tergerus,” katanya.

Sebelumnya, Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Jogja sudah melakukan pendataan terhadap kondisi longsor. Pemerintah akan melaporkan kondisi tersebut ke Balan Besar Wilayah Serayu-Opak (BBWSO) selaku instansi yang berwenang atas sungai.

“Secara teknis, kami tidak bisa melakukan perbaikan talud yang sudah longsor. Kemiringannya sangat curam. Hampir tegak lurus,” kata Kepala Bidang Drainase dan Pengairan Dinas Permukiman dan Prasarana Wilayah Kota Jogja Aki Lukman.

Sementara itu, Koordinator Pemerti Code Totok Pratopo mengatakan kejadian tebing atau talud sungai longsor semakin bertambah banyak dari waktu ke waktu sehingga hal tersebut perlu menjadi pembelajaran semua pihak.

“Salah satu hal yang bisa dilakukan menyangkut keamanan warga adalah melalui gerakan “mundur, munggah madep kali” (M3K) atau memundurkan, menaikkan dan menghadapkan bangunan ke arah sungai,” kata Totok.

Melalui gerakan tersebut, lanjut dia, diharapkan sungai kembali memperoleh ruang yang dibutuhkan, yaitu daerah sempadan sehingga mampu menampung lebih banyak debit air.

“Gerakan ini membutuhkan pemahaman dan kesadaran semua pihak,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya